Selasa, 28 Mei 2013

RANGKUMAN BUNGA

Diposting oleh Glori Merkristivita di 21.29 1 komentar

Menurut Gembong (1987), bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan sangat bermacam-macam, oleh sebab itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.    Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang dapat menjadi individu baru, dimana terjadinya bagian tadi tidak didahului oleh suatu peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina).
2.  Alat perkembangbiakan yang generatif atau seksual, yaitu alat  perkembangbiakan yang terjadinya didahului oleh peristiwa perkawinan.
Adapun alat perkembangbiakan  generatif pada tumbuhan biji adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga (flos). Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya untuk berbuah maka akan mengeluarkan bunga terlebih dahulu. Bunga (flos) adalah strutur reproduksi seksual dari tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi yaitu benang sari dan putik. Bunga merupakan bentuk penjelmaan dari gabungan antara batang dan daun, yang bentuk , warna, dan susunannya disesuaikan  dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan, dan akhirnya dapt dihasilkan alat-alat perkembangbiakan (Gembong, 1987).
 a.   Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b.   Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
c.   Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1.   Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sam lain, dapat pula terpisah-pisah.
2.   Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 144).
d.   Alat-alat kalamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran, ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun, masih dapt terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.), yang benang sarinya yang mandul berbentuk lambaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.
e.   Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau bebarapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir. Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam (Tjitrosoepomo, 2007: 144):
1.   Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat terdiri atas:  1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lima lingkaran dikatakan pentrasiklik.
2.   Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk dan rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula (Tjitrosoepomo, 2007: 144).
Kelamin Bunga, Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru (Steenis Van, 2006: 91).
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007: 146):
a.   Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.
b.   Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salh satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1.   Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan lambang ♂.
2.   Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan dalam lambang ♀.
c.   Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (Hellianthus annuus L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 146).
Simetri Pada Bunga, Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi maenjadi dua begian, sedemikian rupa, sehingga kedua begian itu saling menutupi. Jadi seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris. Dapat pula dikatakan bidang pemisah tadi merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi, dinamakan bidang simetri (Tjitrosoepomo, 2007: 148).
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang (Tjitrosoepomo, 2007: 149).:
a.   Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang  simetri dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.).
b.   Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang ↑ (anak panah).
c.   Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain yang sesuku (Cruciferae).
d.   Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya pada bunga lili gereja (Lilium longiflorum Thunb.). bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan lambang * (bintang) (Tjitrosoepomo,2007).
Letak Daun-Daun Dalam Kuncup, Baik dalam kuncup daun maupun dalam kuncup bunga, bagian-bagiannya yang berupa daun-daun itu terletak sedemikian rupa, hingga bagian tumbuhan yang bersangkutan dapat dijadikan tanda pengenal. Mengenai daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu (Hidayat, 1995: 222).
a.  Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
b.  Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aesvatio)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus) , Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi dinamakan, bagian dasar bunga tadi diberi nama berbeda-beda (Loveless, 1987: 154).
a.   Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti terdapat pada bunga anyrlir (Dianthus caryphyllus L.)
b.   Pendukung benang sari atau androfor (androphorum), bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan menjadi tempay dudknya benang sari, misalnya pada bunga maman (Gynandropis pentaphylla D. C.)
c.   Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), sutu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat  (Loveless, 1987: 156).

A.   Ixora paludosa (asoka)
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Class                : Dicotyledoneae
Ordo                : Fabales
Family              : Rubiaceae
Genus             : Ixora
Spesies             : Ixora paludosa
(Sumber          : Anonim, 2013. a).
Ixora paludosa (bunga asoka) merupakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), bunga asoka dapat digolongkan kedalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) dan mempunyai susunan acropetal.  Bunga asoka merupakan bunga payung (umbella) namun dapat juga digolongkan bunga malai rata (corymbus ramosus), sedangkan letak bunga asoka yaitu bunga pada ujung batang (flos terminalis). Bunga asoka memiliki bagian-bagian bunga yang terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), memiliki mahkota bunga (corolla), serta memiliki alat kelamin jantan (androecium) dan alat kelamin betina (gynaecium) (Anonim, 2011). Ixora paludosa (bunga asoka) merupakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) karena pada satu tumbuhan menghasilkan lebih dari satu bunga atau banyak bunga, sesuai pengamatan yang kami lakukan maka bunga asoka digolongkan kedalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) karena bunganya berkumpul di ujung tangkai (flos terminalis) dan ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak dan mempunyai susunan acropetal yaitu semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai.  Susunan bunga asoka adalah bunga payung majemuk (umbella composita) karena strukturnya berbentuk bunga payung yang bersusun. Bunga asoka memiliki bagian-bagian bunga yang terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus) yaitu bagian yang merupakan terusan batang atau cabang, tangkai bunga (pedicellus) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung ujungnya, dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lain, memiliki mahkota bunga (corolla) diapetalae yaitu daun-daun tajuk (petal) terpisah pisah satu sama lain, serta digolongkan kedalam bunga tak lengkap karena dalam satu bunga hanya terdapat satu alat kelamin yaitu jantan (androecium) atau betina (gynaecium). Hasil pengamatan yang kami lakukan sesuai dengan literatur yang kami dapatkan. Adapun rumus bunga yang kami amati yaitu  ♀K0C4A0G1 , artinya bunga asoka merupakan bunga betina yang tidak memiliki kelopak bunga, memiliki 4 mahkotanya, tidak ada alat kelamin jantan (androecium) dan 1 alat kelamin betina (gynaecium), dengan gambar bunga sebagai berikut :
 
Gambar 1. bunga Ixora paludosa (asoka).

B.  Cucurbita muscata (labu)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
 Divisi              : Spermatophyta
 Kelas              : Dicotyledoneae
 Ordo               : Cucurbitales
 Family            : Cucurbitaceae
 Genus             : Cucurbita
 Spesies           : Cucurbita muscata
(Sumber           : Plantamor, 2011)
Cucurbita muscata atau labu merupakan tumbuhan yang berbunga tunggal (planta uniflora) yakni pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga saja dan bunga tersebut terletak dibagian ketiak daun (flos lateralis) serta letak bunganya yakni terpencar atau terpisah-pisah satu sama lain, yang disebut dengan flos sparsi. Pada tumbuhan ini tidak terdapat ibu tangkai bunga (pedunculus) dan hanya memiliki tangkai bunga (Proseanet, 2011). Cucurbita muscata atau labu merupakan tanaman yang berbunga tunggal (planta uniflora) yaitu pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga saja, dan bunga tersebut terletak di bagian ketiak daun (flos lateralis) dengan letak bunga yang terpencar atau terpisah-pisah antara bunga yang satu dengan bunga yang lainnya yang disebut flos saparsi. Cucurbita muscata tidak memiliki ibu tangkai bunga (pedunculus), akan tetapi hanya memiliki tangkai bunga (pedicellus) saja, karena setelah dari batang, percabangannya langsung menuju bunga. Bunga labu juga dilengkapi dengan perhiasan bunga antara lain yaitu kelopak bunga (calyx) yang berwarna hijau dengan helaian berjumlah 6. Selain itu juga terdapat mahkota bunga (corolla) yang berwarna kuning cerah berjumlah 5 helai dimana corolla dari bunga labu ini bersifat berlekatan  (simpetalae) antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunganya, labu merupakan bunga tak lengkap (flos incompletus), dimana pada bunganya hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, yaitu jantan (androecium) atau betina (gynaecium). Hasil pengamatan yang kami lakukan sesuai dengan literatur yang kami dapatkan. Adapun rumus bunga labu yang kami amati yaitu ♂ K5, C5, A8, G0, artinya bunga labu tersebut merupakan bunga jantan yang memiliki 5 buah kelopak bunga dan mahkotanya, alat kelamin jantan (androecium) berjumlah 8 dan  alat kelamin betina (gynaecium) tidak ada.
Gambar 4.5. bunga Cucurbita muscata (labu kuning).





 

Glori's blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos