Sabtu, 16 Maret 2013

Laporan Praktikum Protozoa

Diposting oleh Glori Merkristivita di 05.05 1 komentar

-->
 
PRAKTIKUM I
Topik               : Protozoa

Tujuan             : Mengenal beberapa anggota phylum Protozoa yang hidup di air     tawar.

Hari/Tanggal   : Kamis/28 Februari 2013

Tempat            : Laboraturium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin.




       I.            ALAT DAN BAHAN

Alat :

1.      Pipet tetes                         7. Gelas kimia

2.      Kaca benda                       8. Gelas aqua sebanyak 8 buah

3.      Kaca penutup                    9. Gelang karet

4.      Mikroskop                         10. Plastik transparan

5.      Kompor gas                       11. Kertas karbon 5 lembar

6.      Panci                                 12. Tissue



Bahan :

1.      Air kolam

2.      Air sawah

3.      Air comberan

4.      Kotoranayamkering

5.      Jerami.



    II.            CARA KERJA

1.      Medium Biasa

1.      Dengan pipet mengambil 2-3 tetes air tersebut di atas , meletakkan pada kaca benda, mentutup dengan kaca penutup.

2.      Mengamati protozoa apa saja yang tampak

3.      Menggambar morfologi hewan-hewan tersebut dan menyebutkan bagian-bagiannya.



2.      Medium Biakan

1.      Rebus 200 gram jerami dengan air sebanyak ± 2 liter selama 15 menit

2.      Dinginkan air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasukkan ke dalam gelas aqua.

3.      Ke dalam aqua menambahkan kotoran ayam kering dan sedikit jerami

4.      Masukkan air bahan sebanyak 20 ml

5.      Berikan perlakuan gelas aqua A dalam keadaan transparan, sedang gelas aqua B dalam keadaan tertutup kertas karbon.

6.      Biarkan media selama 1 minggu

7.      Lakukan pengamatan setelah 1 minggu.



 III.            TEORI DASAR

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyaistruktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multi seluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun Protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis, sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak.

Protozoa mempunyai lebih dari 30.000 spesies dengan beberapa sifat karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang bersifat pathogen pada manusia dan hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosa dengan Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanpenting di dalam proses mikrobiologitanah, mikrobiologi air, dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup dengan syarat kehidupan yang minimal, sebab jasa dini dapat menggunakan bacteria maupun protozoa lainnya sebagai sumber makannya. Didalam keadaan yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya beberapa spesies dapat membentuk kista, yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal.

Protista bersifat eukariotik, dan bahkan protista yang paling sederhana sekalipun jauh lebih kompleks dibandingkan dengan prokariota. Eukariota pertama yang berevolusi dari nenek moyang prokariotik kemungkinan bersifat uniseluler dan oleh sebab itu disebut protista. Kata itu mengandung arti sesuatu yang sangat tua (bahasa Yunani, protos = “pertama”). Eukariota pertama itu bukan saja merupakan pendahulu protista modern yang sangar beranekaragam, tetapi juga nenek moyang bagi semua eukariota tumbuhan, fungi da hewan. Dua di antara bagian-bagian yang paling bermakna dalam sejarah kehidupan asal mula sel eukariotik dan kemunculan eukariota multiseluler berikutnya terjadi selama evolusi protista (Campbell 2003: 125).

Protista yang menelan makanannya secara informal dikelompokkan sebagai protozoa. Protozoa dibagi menjadi enam filum sebagai berkut yaitu (a) Rhizopoda yaitu merupakan protozoa sederhana yang bergerak dengan pseudopodia. Contohnya yaitu Amoeba sp (b) Actinopoda, contohnya yaitu Heliozoa dan Radiolaria (c) Foraminifera, merupakan protozoa yang hidup di laut (d) Apicomplexa, merupakan parasit pada hewan, contohnya yaitu Plasmodium (e) Zoonastigina dcirikan adanya flagel, bersifat heterotrof, dan hidup bersimbiosis, contohnya yaitu Tripanosoma (f) Ciliapora, dicirikan adanya silia dan mempunyai dua nuklei, yaitu makronuklei yang mengontrol metabolisme dan mikronuklei yang berfungsi dalam konjugasi (Nugroho 2004: 127).

Protista merupakan organisme yang paling beraneka ragam dalam hal nutrisi di antara seluruh eukariota. Sebagian besar protista memiliki metabolisme yang bersifat aerobik, yang menggunakan mitokondria untuk respirasi selulernya. Beberapa protista adalah fotoautotrof dengan kloroplas, beberapa lagi adalah heterotrof yang menyerap molekul organik atau menelan partikel makanan yang lebih besar, dan yang lainnya adalah miksotrof, dapat melakukan fotosintesis dan nutrisi heterotrofik. Sangat bermanfaat dalam konteks ekologis untuk  mengelompokkan keanekaragaman nutrisi tersebut ke dalam tiga kelompok : protista yang menelan makanannya (seperti hewan), atau protozoa (tunggal, protozoan); protista yang melakukan absorpsi (seperti fungi) dan protista fotosintetik (seperti tumbuhan) yaitu algae (Campbell 2003: 126).

Divisi-divisi di dalam kingdom protista tidak selalu didasari oleh garis keturunan evolusioner, melainkan lebih berakar secara praktis pada ciri-ciri fungsional. Seperti Monera, taksonomi Protozoa masih terus berubah, dan ada berbagai skema klasifikasi berbeda. Protista mulai berevolusi 1,6 miliar tahun lalu. Protista sangat kompleks ; sel-selnya menunjukkan keberagaman yang lebih daripada sel-sel milik kingdom-kingdom multiseluler. Filogeni protista juga sama kompleksnya, dan belum dipahami sepenuhnya. Dipercaya kalau dari protista telah muncul fungi, tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, dan hewan-hewan multiseluler, walaupun dari bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari protista yang ada sekarang (Fried 2006: 318).

Protista ditemukan hampir di setiap tempat di mana terdapat air. Protista pada umumnya menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak protista menempati bagian dasar, menempelkan ditinya pada batu dan tempat bersaih lainnya, atau merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Protista juga merupakan bahan penyusun penting plankton yaitu komunitas organisme yang sebagian besar bersifat mikroskropis, yang mengapung secara masif atau berenang secara lemah sekitar permukaan air. Sebagai suatu kelompok besar autotrof, alga eukariotik secara ekologis sangat penting (Campbell 2003: 126).

Protozoa (bahasa Yunani: protos = pertama; zoa = hidup) adalah hewan mikroskopik yang terdapat di semua lingkungan di mana kehidupan dapat terjadi. Mereka tersebar luas di seluruh dunia. Banyak dari mereka mampu membentuk sista (cyst), atau semacam cangkang yang menutupi sekujur badannya sehingga mereka dapat hidup dalam kondisi yang kering sama sekali, yang tidak memungkinkan makhluk lain hidup. Sifat khas utama ialah bahwa mereka terdiri dari satu sel. Protozoa dapat dikelompokkan menurut habitatnya menjadi dua, yakni mereka yang hidup di dalam air atau di tempat-tempat lembab dan dikenal sebagai protozoa yang hidup bebas, dan mereka yang hidup di dalam atau pada hewan atau tumbuh-tumbuhan lain disebut protozoa parasitik  (Rohmimohtarto 2007: 107).

Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasitik  menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola seksual yang kompleks. Protozoa sebagai divisi telah dibagi-bagi menjadi lima filum utama. Beberapa ahli protozoologi membaginya menjadi enam filum (Fried 2006: 318).

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa itu selular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus dengan satu plasma membrane. Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan, walaupun jarang ada yang mencapai 6 milimeter.

Kelompok pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan air, tetapi setiap jenis kurang lebih mendiami tipe habitat tertentu seperti halnya hewan tingkat tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut dan lainnya lagi pada dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di mana-mana di dunia di mana terdapat air atau tempat berair atau tempat lembab. Kelompok kedua mudah dipisahkan, karena semua parasitik dan tidak mempunyai cara untuk bergerak  sendiri. Mereka mempunyai habitat yang terbatas. (Rohmimohtarto 2007: 107).

Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organism inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.

Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.



 IV.            HASIL PENGAMATAN

I.    Medium Biasa

1.      Air Sawah (Vorticella)

Keterangan:

1.      Silia

2.      Kulit luar

3.      Vakuola kontraktil

4.      Vakuola makanan

5.      Flagella

6.      Batang flagella

7.      Poros kontraktil



Perbesaran10 10





Berdasarkan literatur:


























                                                                                    Sumber: Anonim.a.2013



2.      Air Comberan (Volvox)


                                                                                                            Keterangan:

1.      Membran plasma

2.      Kloroplas

3.      Nukleus









Perbesaran 10 10







Berdasarkan literatur:




















                                                            Sumber: Anonim.a.2013.



3.      Air Selokan (Prorodon dan Euglena)


                                                                                                Keterangan:

1.      Flagela

2.      Pelikel

3.      Mulut sel

4.      Makro-nukleus

5.      Vakuola kontraktil

                        Prorodon                                 Euglena

Perbesaran 10 10













Berdasarkan literatur:

























                                                                                    Sumber: Anonim.a.2013



4.      Air Kolam (Euglena)




                                                                                                Keterangan:

1.      Flagela

2.      Pelikel













Perbesaran 10 10









Berdasarkan literatur:




























II.       Medium Biakan

1.      Ditutupi kertas karbon

a.       Air selokan (Stentor)

Keterangan:

1.      Silia















Perbesaran 10 10







Berdasarkan literatur:






















                                                      Sumber: Anonim.a.2013



b.      Air sawah (Paramecium)

Keterangan:

1.      Silia

2.      Makronukleus

3.      Celah mulut

4.      Trikosit









Perbesaran 10 10













Berdasarkan literatur:
























c.       Air kolam (Colpoda)

Keterangan:

1.      Silia



















Perbesaran 10 10











Berdasarkan literatur:




























                                                Sumber: Anonim.a.2013



d.      Air comberan (Amphileptus)

Keterangan:

1.      Flagela

















Perbesaran 10 10





Berdasarkan literatur:




















                                                Sumber: Anonim.a.2013



2.      Ditutupi plastic transparan

a.       Air selokan (Tribonema)


                                                                        Keterangan:

1.      Rongga sel

















Perbesaran 10x10









Berdasarkan literatur:

                                                                                                            Keterangan:

1                                            1. Rongga sel















                                    Sumber: Anonim.a.2013



b.      Air sawah (Volvox dan Paramecium)


                                                                        Keterangan:

1.      Volvox

2.      Paramecium











Perbesaran 10x10

















Berdasarkan literatur:














                                    Volvox                                                Paramecium



                                                                                    Sumber: Anonim.a.2013

c.       Air kolam (Oscillatoria)

















Perbesaran 10x10

Berdasarkan literatur:
















                                                                                    Sumber: Anonim.a.2013

d.      Air comberan (Volvox)

keterangan:

1.      Membran plasma

2.      Kloroplas

3.      Nukleus









Perbesaran 10x10

Berdasrakan literatur:
















                                                            Sumber: Anonim.a.2013



    V.            ANALISIS DATA

Pada praktikum zoologi invertebrata dengan topik Protozoa, dilakukandua medium yaitu medium biakandan medium biasa.Denganmerebus 200 gr jeramidengan air ± 2 liter Selama 15 menit. Setelah perebusan air jerami yang telah  direbus didinginkan, pada praktikum ini dilakukan dua medium yang pertama medium biasa dan yang kedua medium biakan. Pada medium biasa 4 macam air yang sudah diperoleh langsung diamati dengan menggunakan mikroskop. Dan medium yang kedua yaitu medium biakan, air rebusan jerami dimasukkan dalam 8 gelas plastik dan masing-masing ditambahnkan dengan 4 macam air yang diperoleh dan kotoron ayam kering. Gelas tersebut ada yang ditutup menggunakan plastik transparan dan diberi celah atau lubang kecil, dan ada juga yang menggunakan kertas karbon yang sama diberikan celah atau lubang kecil dan didiamkan selama 1 minggu. Pada medium biakan yang ditutup plastic transparan, terdapat protozoa yang berbeda daripada medium biakan yang di tutup dengankarbon. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar protozoa bersifat autotrof atau mengolah makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun beberapa jenis protozoa ada juga yang dapat melakukan kombinasi dua cara (hidup di tempat gelap dan terang) atau disebut Holoptik.

Ada beberapa jenis protozoa yang ditemukan pada hasil pengamatan dan klasifikasinya.

A.    Volvoxaureus

Klasifikasi

Kingdom            : Animalia

Phylum               : Protozoa

Superclass          : Mastigophora

Class                  : Phytomastigophora

Ordo                  : Volvocida

Famili                 : Volvocidae

Genus                 : Volvox

Spesies               : Volvox aureus

(Sumber :Hegner. 1968)

Pada spesies Volvox aureus terdiri dari ratusan sel dan sebagian besar pada selnya terdapat pada  titik mata, chlorophyl, vakuola kontraktil dan 2 flagella. Pada spesies ini mempunyai dua cara perkembangbiakannya yaitu yang pertama aseksual dan seksual. Peleburan mikro dan makro gamet membentuk zygot yang terbungkus oleh suatu dinding yang keras, saat dimana keadaan dinding akan pecah dan mebelah untuk membentuk koloni yang baru.



B.     Euglena viridis

Klasifikasi :

Kingdom            : Animalia

Phylum               : Protozoa

Superclass          : Mastigophora

Class                  : Phytomastigoporea

Ordo                  : Euglenida

Famili                 : Euglenidae

Genus                 : Euglena

Spesies               : Euglenaviridis

(Sumber :Hegner. 1968)

Pada spesies Euglenaviridis, pada seluruh tubuhnya terdapat silia yang panjang, dan spesies ini struktur tubuhnya panjang, juga runcing yang terdapat pada anterior dan dan tumpul yang terdapat pada posterior.Euglena viridis adalah Protista yang dapat bertindak sebagai heterotrof dan dapat pula sebagai autotrof. Apabila bertindak sebagai heterotroph, Euglena viridis mengelilingi partikel dan mengkonsumsi makanan dengan fagositosis. Ketika bertindak sebagai autotrof, Euglena viridis menggunakan kloroplas, (warnahijau) yang mengandung Klorofil a,Klorofil b, dan beberapa karotenoid pigmen, untuk menghasilkan gula oleh fotosintesis. Kloroplas memiki juga 3 membran.



C.     Parameciumcaudatum

Klasifikasi

Kingdom            : Animalia

Phylum               : Protozoa

Superclass          : Cilliata

Class                  : Holotriohea

Order                 : Hymonostimatida

Famili                 : Holotrichidae

Genus                 : Paramecium

Species               : Paramecium caudatum

(Sumber :Hegner. 1968)

Berdasarkan hasil  pengamatan yang telah dilakukan dengan  menggunakan mikroskop, ditemukan hewan yang nampak seperti berenang-renang dengan  gerakan yang tidak beraturan dan pergerakannya sangat cepat  sekali. Karena pada seluruh tubuh hewan tersebut terdapat cilia  atau bulu getar yang digunakan untuk bergerak. Tubuh paramecium ini seperti sendal, oleh karena kebanyakan orang awam menyebut hewan ini hewan sendal.

Paramecium caudatum tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar dan hidup di air tawar, dapat dilihat dengan mata biasa sebagai titik yang bergerak-gerak, panjangnya 80.350 mikron (1Mikron = 1/ 1000 mm ).

Paramecium caudatum ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan konyugasi. Pada pembiakan membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian, yang terbagi menjadi dua bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel yang berbeda arah / berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang menjadi dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua terbentuk juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh menjadi dua bagian yang sama besar.



D.    Tribonema

Ganggang kuning-hijau atau tribophyte diberi nama untuk Tribonema genus. Kelompok ini mencakup sekitar 100 genera, banyak yang jarang terjadi. Dinding sel terdiri terutama dari selulosa, dan kadang-kadang silika. Sitoplasma mengandung tetesan lipid banyak, tapi tidak ada pati. Para kloroplas dari tribophytes berwarna hijau atau kuning-hijau, sehingga sel-sel tampak sangat mirip dengan orang-orang dari ganggang hijau.

Tribonema telah bercabang filamen terdiri dari satu baris memanjang, silinder sel. Dinding sel tebal terdiri dari terbuka silinder ganda yang tumpang tindih untuk menyertakan isi sel. Sepotong dinding sel baru dibuat dengan setiap pembelahan sel. Potongan-potongan dinding muncul H-berbentuk dan sangat mirip dengan hijau alga Microspora. Kedua genera dapat dengan mudah dibedakan dengan tes pati. Sel Microspora mengandung zat tepung, Tribonema sel, seperti yang tribophytes lain, tidak. Tribonema juga memiliki dua atau lebih parietal, seperti disk, kloroplas berwarna hijau pucat atau emas tanpa pyrenoids yang berbeda dari parietal, kloroplas hijau terang dari Microspora.



E.     Vorticella

Vorticella adalah genus dari protozoa, dengan lebih dari 16 spesies yang dikenal. Mereka mengintai, terbalik berbentuk lonceng ciliates, ditempatkan di antara peritrichs. Setiap sel memiliki tangkai terpisah berlabuh ke substrat, yang berisi fibril kontraktil disebut myoneme a. Ketika dirangsang, ini memendek, menyebabkan tangkai ke kumparan seperti pegas. Spesies Vorticella terutama hidup di kolam air tawar dan sungai-umumnya di mana saja protista berlimpah.

Reproduksi oleh budding, di mana sel mengalami fisi longitudinal dan hanya satu putri membuat tangkai. Putri bebas menjadi telotroch, yang berenang sampai menemukan substrat yang cocok untuk memperbaiki dan mengembangkan tangkai sendiri. Mereka berkembang biak dengan fisi, yang juga dikenal sebagai pembelahan sel. Mereka juga mampu mereproduksi dengan konjugasi, suatu bentuk reproduksi seksual di mana dua individu melampirkan pada alur oral dan DNA pertukaran. Genera lainnya, seperti Carchesium, menyerupai Vorticella, tetapi bercabang atau kolonial.

Spesies Vorticella kadang tinggal di cluster atau kelompok dianggap sebagai koloni, tetapi mereka tidak benar karena koloni sel masing-masing memiliki tangkai individu sendiri. Hal ini memungkinkan untuk melepaskan diri dari cluster setiap saat, biasanya dengan kembali kepada telotroch ketika kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.



F.      Oscillatoria prinsep

Spesies Oscillatoria secara luas terlihat di alam. Mereka sering berpartisipasi dalam pembentukan tikar dalam sistem perairan. Spesies serupa ditemukan dalam sistem terestrial dan kerak formulir di tanah. Di gurun, ini sangat penting untuk remah butiran pasir permukaan mengikat bersama-sama dan mencegah erosi angin. Memeriksa tanah di sekitar rumah atau sekolah dan Anda akan menemukan bahwa ketika kerak-kerak tanah kering telah meringkuk tepi. Ini mungkin tampak agak hijau atau hitam. Selalu komponen ini remah akan berserabut cyanobacteria, sering Oscillatoria dan spesies Lyngbya. Satu juga dapat mengamati organisme yang tumbuh pada struktur buatan manusia seperti batu bata dan bangunan beton di mana mereka akan tampak gelap hijau atau hitam.

Aspek lain yang menarik dari beberapa spesies Oscillatoria adalah kemampuan untuk melakukan fotosintesis anoxygenic. Secara umum, fotosintesis menggunakan energi cahaya untuk merangsang elektron energi yang lebih tinggi. Energi dari elektron tereksitasi kemudian hilang dalam cara yang sangat dikontrol dan energi listrik yang ditangkap sebagai energi kimia dalam ikatan senyawa seperti ATP. Tanaman, alga, dan paling cyanobacteria memperoleh elektron untuk fotosintesis dari ikatan kimia dalam air. Dengan demikian, air "dibagi", melepaskan elektron, proton (ion hidrogen), dan oksigen. Beberapa organisme dapat mengekstrak elektron dari senyawa lain, hidrogen sulfida tertentu (H2S). Dalam hal ini, unsur sulfur yang diproduksi bukan oksigen. Hidrogen sulfida adalah produk limbah yang dihasilkan oleh organisme yang memperoleh energi dari pengurangan sulfat. Ini sulfat-mengurangi bakteri hidup dalam lingkungan di mana oksigen tidak hadir. Oleh karena itu, ketika oksigen tidak ada, hidrogen sulfida hadir. Beberapa spesies Oscillatoria dapat menggunakan hidrogen sulfida sebagai sumber elektron untuk fotosintesis yang tidak menghasilkan oksigen.

Ini spesimen Oscillatoria princeps adalah dari selokan dekat pembenihan ikan di kampus University of Arkansas di Pine Bluff. The princeps O. ditampilkan di sini dicitrakan dari perairan tambak dekat tepi sistem akuakultur. Organisme tidak terisolasi, namun difoto dari sampel air alami, dengan menggunakan mikroskop cahaya dan 200x pembesaran. Perhatikan bahwa ini adalah cyanobacteria filamen terdiri dari sel-sel yang memberikan "tumpukan poker chips" penampilan.



 VI.            KESIMPULAN

1.      Protozoa adalah hewan-hewan  bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih majemuk dari seltunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna.

2.      Ukuran tubuh Protozoa mikroskopis sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, siliadanada yang tanpa alat gerak.

3.      Pada praktikum protozoa menggunakan dua medium yaitu medium biasa dan medium biakan.

4.      Protozoa bergerak dengan Flagella, Pseudopodia, silia atau bergerak sendiri da nada yang tanpa alat gerak.

5.      Habitat protozoa terdapat pada di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.

6.      Anggota phylum Protozoa yang ditemukan dalam praktikum ini adalah Paramaecium sp., Volvox aureus,., dan Euglena viridis.





VII.            DAFTAR PUSTAKA

Anonim a.2013.www.google.com (diakses pada 6 Maret 2013)



Anonim b.2012. http://www.microbelibrary.org/library/bacteria/2958-oscillatoria-princeps (diakses pada 6 Maret 2012)




Bunda, Halang DKK. 2013. Penuntun Praktikum Zoologi    Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.



Radiopoetro. 1986.Zoologi.Erlangga : Jakarta.



















 





 

Glori's blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos