Menurut
Gembong (1987), bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat
perkembangbiakan sangat bermacam-macam, oleh sebab itu alat perkembangbiakan
dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.
Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang
dapat menjadi individu baru, dimana terjadinya bagian tadi tidak didahului oleh
suatu peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina).
2. Alat
perkembangbiakan yang generatif atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan yang terjadinya didahului
oleh peristiwa perkawinan.
Adapun alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji adalah bijinya.
Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga (flos). Oleh sebab itu suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba
waktu baginya untuk berbuah maka akan mengeluarkan bunga terlebih dahulu. Bunga
(flos) adalah strutur reproduksi
seksual dari tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi yaitu
benang sari dan putik. Bunga merupakan bentuk penjelmaan dari gabungan antara
batang dan daun, yang bentuk , warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada
bunga ini dapat berlangsung penyerbukan, dan akhirnya dapt dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan (Gembong, 1987).
a.
Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian
yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari
daun biasa ke hiasan bunga.
b. Dasar bunga (receptaculum),
yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek,
sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian
bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya tampak duduk dalam
satu lingkaran.
c. Hiasan bunga (perianthium),
yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk
lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan
bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu
lingkaran. Jadi bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian
hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan
sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun
kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sam
lain, dapat pula terpisah-pisah.
2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla),
yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran dalam, biasanya tidak
berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga.
Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti
halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
Pada suatu bunga seringkali tidak
kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos
nudus), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan maupun
warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan tenda bunga (perigonium),
yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada
kembang sungsang (Gloriosa superba L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 144).
d. Alat-alat kalamin jantan (androecium),
bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan
serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada
bunga benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun
dalam satu lingkaran, ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini
merupakan penjelmaan daun, masih dapt terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna
hybrida Hort.), yang benang sarinya yang mandul berbentuk lambaran-lembaran
menyerupai daun-daun mahkota.
e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium),
yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum),
juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).
Pada bunga dapat ditemukan satu atau bebarapa putik, dan setiap putik dapat
terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun
buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun
sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir. Melihat bagian-bagian yang
terdapat pada bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam (Tjitrosoepomo, 2007:
144):
1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos
completus), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran
daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran
daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran
dikatakan bersifat tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam
lima lingkaran dikatakan pentrasiklik.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak
sempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau
salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga,
maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah
satu dari kedua macam alat kelaminnya dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium),
jadi jika kelopak dan mahkotanya sama bentuk dan rupanya, seringkali dianggap
sebagai bunga yang tidak lengkap pula (Tjitrosoepomo, 2007: 144).
Kelamin Bunga, Bunga
biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang
sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan
adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau
calon tumbuhan baru (Steenis Van, 2006: 91).
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007: 146):
Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007: 146):
a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus),
yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun
putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna
atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang
terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum
melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis),
jika pada bunga hanya terdapat salh satu dari kedua macam alat kelaminnya.
Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:
1. Bunga jantan (flos masculus),
jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik, misalnya bunga jagung
yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan
dengan lambang ♂.
2. Bunga betina (flos feminieus),
yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan hanya putik saja,
misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina ditunjukkan
dalam lambang ♀.
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin,
jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir
(Hellianthus annuus L.) (Tjitrosoepomo, 2007: 146).
Simetri Pada Bunga, Simetri
adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian
tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang
dapat dibagi maenjadi dua begian, sedemikian rupa, sehingga kedua begian itu
saling menutupi. Jadi seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat,
maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris. Dapat
pula dikatakan bidang pemisah tadi merupakan sebuah cermin datar dan bagian
yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang lainnya. Bidang yang dapat
dibuat untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian yang satu sama lain
merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi, dinamakan bidang simetri
(Tjitrosoepomo, 2007: 148).
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang (Tjitrosoepomo, 2007: 149).:
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang (Tjitrosoepomo, 2007: 149).:
a. Asimetris
atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya
bunga tasbih (Canna hybrida Hort.).
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang ↑ (anak panah).
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang ↑ (anak panah).
c. Setangkup
menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat
pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dijadikan dua
bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama
lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga tumbuhan lain
yang sesuku (Cruciferae).
d. Beraturan
atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus),
yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam
dua bagiannya yang setangkup, misalnya pada bunga lili gereja (Lilium
longiflorum Thunb.). bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan
lambang * (bintang) (Tjitrosoepomo,2007).
Letak Daun-Daun Dalam Kuncup, Baik dalam
kuncup daun maupun dalam kuncup bunga, bagian-bagiannya yang berupa daun-daun
itu terletak sedemikian rupa, hingga bagian tumbuhan yang bersangkutan dapat
dijadikan tanda pengenal. Mengenai daun-daun dalam kuncup itu dapat dibedakan
dalam dua hal, yaitu (Hidayat, 1995: 222).
a. Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
b. Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aesvatio)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus) , Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi dinamakan, bagian dasar bunga tadi diberi nama berbeda-beda (Loveless, 1987: 154).
a. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti terdapat pada bunga anyrlir (Dianthus caryphyllus L.)
b. Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (aesvatio)
Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus) , Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi dinamakan, bagian dasar bunga tadi diberi nama berbeda-beda (Loveless, 1987: 154).
a. Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga, seperti terdapat pada bunga anyrlir (Dianthus caryphyllus L.)
b. Pendukung benang sari atau androfor (androphorum),
bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan menjadi tempay
dudknya benang sari, misalnya pada bunga maman (Gynandropis pentaphylla
D. C.)
c. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), sutu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat (Loveless, 1987: 156).
c. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), sutu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat (Loveless, 1987: 156).
A. Ixora paludosa (asoka)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora
paludosa
(Sumber : Anonim, 2013. a).
Ixora paludosa (bunga asoka) merupakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), bunga asoka dapat digolongkan kedalam bunga
majemuk tak terbatas (inflorescentia
racemosa) dan mempunyai susunan acropetal.
Bunga asoka merupakan bunga payung (umbella)
namun dapat juga digolongkan bunga malai rata (corymbus ramosus), sedangkan letak bunga asoka yaitu bunga pada
ujung batang (flos terminalis). Bunga
asoka memiliki bagian-bagian bunga yang terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), memiliki mahkota bunga (corolla), serta memiliki alat kelamin
jantan (androecium) dan alat kelamin
betina (gynaecium) (Anonim, 2011). Ixora paludosa (bunga asoka) merupakan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) karena pada satu tumbuhan menghasilkan lebih
dari satu bunga atau banyak bunga, sesuai pengamatan yang kami lakukan
maka bunga asoka digolongkan kedalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) karena bunganya
berkumpul di ujung tangkai (flos terminalis) dan ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang
lagi atau tidak dan mempunyai susunan acropetal yaitu semakin muda semakin
dekat dengan ujung ibu tangkai. Susunan bunga asoka adalah bunga payung majemuk (umbella composita) karena strukturnya berbentuk bunga payung yang
bersusun. Bunga asoka memiliki bagian-bagian bunga yang terdiri dari ibu tangkai
bunga (pedunculus) yaitu bagian yang merupakan
terusan batang atau cabang, tangkai bunga (pedicellus)
yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung ujungnya, dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai bunga
yang mendukung bagian-bagian bunga lain, memiliki mahkota bunga (corolla) diapetalae yaitu daun-daun tajuk (petal)
terpisah pisah satu sama lain, serta digolongkan
kedalam bunga tak lengkap karena dalam satu bunga hanya terdapat satu alat kelamin yaitu jantan (androecium) atau betina (gynaecium). Hasil
pengamatan yang kami lakukan sesuai dengan literatur yang kami dapatkan. Adapun
rumus bunga yang kami amati yaitu ♀K0C4A0G1
,
artinya bunga asoka merupakan bunga betina yang tidak memiliki
kelopak bunga, memiliki 4 mahkotanya, tidak ada alat kelamin jantan (androecium) dan 1 alat
kelamin betina (gynaecium), dengan gambar bunga sebagai berikut :
Gambar 1.
bunga Ixora
paludosa (asoka).
B. Cucurbita
muscata (labu)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita
muscata
(Sumber : Plantamor,
2011)
Cucurbita
muscata atau labu merupakan
tumbuhan yang berbunga tunggal (planta
uniflora) yakni pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga saja dan
bunga tersebut terletak dibagian ketiak daun (flos lateralis) serta letak bunganya yakni terpencar atau
terpisah-pisah satu sama lain, yang disebut dengan flos sparsi. Pada tumbuhan
ini tidak terdapat ibu tangkai bunga (pedunculus)
dan hanya memiliki tangkai bunga (Proseanet,
2011). Cucurbita muscata atau labu merupakan tanaman yang berbunga tunggal (planta uniflora) yaitu pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu
bunga saja, dan bunga tersebut terletak di bagian ketiak daun (flos lateralis) dengan letak bunga yang
terpencar atau terpisah-pisah antara bunga yang satu dengan bunga yang lainnya
yang disebut flos saparsi. Cucurbita
muscata tidak memiliki ibu tangkai bunga (pedunculus), akan tetapi hanya memiliki tangkai bunga (pedicellus) saja, karena setelah dari batang, percabangannya langsung menuju
bunga. Bunga labu juga dilengkapi dengan perhiasan
bunga antara lain yaitu kelopak bunga (calyx)
yang berwarna hijau dengan helaian berjumlah 6. Selain itu juga terdapat mahkota bunga (corolla)
yang berwarna kuning cerah berjumlah 5 helai dimana
corolla dari bunga labu ini bersifat berlekatan
(simpetalae) antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunganya, labu merupakan bunga tak
lengkap (flos incompletus), dimana
pada bunganya hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, yaitu
jantan (androecium) atau betina (gynaecium). Hasil pengamatan yang kami
lakukan sesuai dengan literatur yang kami dapatkan. Adapun rumus bunga labu yang kami amati yaitu ♂ K5, C5, A8, G0, artinya bunga labu tersebut
merupakan bunga jantan yang memiliki 5 buah kelopak
bunga dan mahkotanya, alat kelamin jantan (androecium) berjumlah
8 dan alat kelamin betina (gynaecium) tidak ada.
Gambar 4.5.
bunga Cucurbita muscata (labu
kuning).
1 komentar:
judul buku dari anonim apa"?
Posting Komentar