PRAKTIKUM
I
Topik : Protozoa
Tujuan : Mengenal beberapa anggota phylum
Protozoa yang hidup di air tawar.
Hari/Tanggal : Kamis/28 Februari 2013
Tempat : Laboraturium Biologi PMIPA FKIP
Unlam Banjarmasin.
I.
ALAT
DAN BAHAN
Alat
:
1. Pipet
tetes 7. Gelas kimia
2. Kaca
benda 8. Gelas aqua
sebanyak 8 buah
3. Kaca
penutup 9. Gelang karet
4. Mikroskop 10. Plastik transparan
5. Kompor
gas 11. Kertas karbon
5 lembar
6. Panci 12.
Tissue
Bahan :
1. Air
kolam
2. Air
sawah
3. Air
comberan
4. Kotoranayamkering
5. Jerami.
II.
CARA
KERJA
1. Medium
Biasa
1. Dengan
pipet mengambil 2-3 tetes air tersebut di atas , meletakkan pada kaca benda, mentutup
dengan kaca penutup.
2. Mengamati
protozoa apa saja yang tampak
3. Menggambar
morfologi hewan-hewan tersebut dan menyebutkan bagian-bagiannya.
2. Medium
Biakan
1. Rebus
200 gram jerami dengan air sebanyak ± 2 liter selama 15 menit
2. Dinginkan
air rebusan, menyaringnya lalu mengambil sebanyak 80 ml air rebusan dan memasukkan
ke dalam gelas aqua.
3. Ke
dalam aqua menambahkan kotoran ayam kering dan sedikit jerami
4. Masukkan
air bahan sebanyak 20 ml
5. Berikan
perlakuan gelas aqua A dalam keadaan transparan, sedang gelas aqua B dalam keadaan
tertutup kertas karbon.
6. Biarkan
media selama 1 minggu
7. Lakukan
pengamatan setelah 1 minggu.
III.
TEORI
DASAR
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal,
mempunyaistruktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multi seluler dan walaupun
hanya terdiri dari satu sel, namun Protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran
tubuh mikroskopis, sangat beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan
lain. Alat gerak pseudopodia, flagellum, silia dan ada yang tanpa alat gerak.
Protozoa mempunyai lebih dari 30.000
spesies dengan beberapa sifat karakteristiknya. Ada beberapa spesies yang
bersifat pathogen pada manusia dan hewan, beberapa spesies berperan penting dalam
simbiosa dengan Ruminantia, sebagai mikroorganisme pada serangga,
berperanpenting di dalam proses mikrobiologitanah, mikrobiologi air, dan sebagainya.
Sifatnya dapat hidup dengan syarat kehidupan yang minimal, sebab jasa dini dapat
menggunakan bacteria maupun protozoa lainnya sebagai sumber makannya. Didalam keadaan
yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya beberapa spesies dapat membentuk kista,
yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal.
Protista
bersifat eukariotik, dan bahkan protista yang paling sederhana sekalipun jauh
lebih kompleks dibandingkan dengan prokariota. Eukariota pertama yang
berevolusi dari nenek moyang prokariotik kemungkinan bersifat uniseluler dan
oleh sebab itu disebut protista. Kata itu mengandung arti sesuatu yang sangat
tua (bahasa Yunani, protos = “pertama”). Eukariota pertama itu bukan saja
merupakan pendahulu protista modern yang sangar beranekaragam, tetapi juga
nenek moyang bagi semua eukariota tumbuhan, fungi da hewan. Dua di antara
bagian-bagian yang paling bermakna dalam sejarah kehidupan asal mula sel
eukariotik dan kemunculan eukariota multiseluler berikutnya terjadi selama
evolusi protista (Campbell 2003: 125).
Protista
yang menelan makanannya secara informal dikelompokkan sebagai protozoa. Protozoa
dibagi menjadi enam filum sebagai berkut yaitu (a) Rhizopoda yaitu merupakan
protozoa sederhana yang bergerak dengan pseudopodia. Contohnya yaitu Amoeba sp
(b) Actinopoda, contohnya yaitu Heliozoa dan Radiolaria (c) Foraminifera,
merupakan protozoa yang hidup di laut (d) Apicomplexa, merupakan parasit pada
hewan, contohnya yaitu Plasmodium (e) Zoonastigina dcirikan adanya flagel,
bersifat heterotrof, dan hidup bersimbiosis, contohnya yaitu Tripanosoma (f)
Ciliapora, dicirikan adanya silia dan mempunyai dua nuklei, yaitu makronuklei
yang mengontrol metabolisme dan mikronuklei yang berfungsi dalam konjugasi
(Nugroho 2004: 127).
Protista
merupakan organisme yang paling beraneka ragam dalam hal nutrisi di antara
seluruh eukariota. Sebagian besar protista memiliki metabolisme yang bersifat
aerobik, yang menggunakan mitokondria untuk respirasi selulernya. Beberapa
protista adalah fotoautotrof dengan kloroplas, beberapa lagi adalah heterotrof
yang menyerap molekul organik atau menelan partikel makanan yang lebih besar,
dan yang lainnya adalah miksotrof, dapat melakukan fotosintesis dan nutrisi
heterotrofik. Sangat bermanfaat dalam konteks ekologis untuk
mengelompokkan keanekaragaman nutrisi tersebut ke dalam tiga kelompok :
protista yang menelan makanannya (seperti hewan), atau protozoa (tunggal,
protozoan); protista yang melakukan absorpsi (seperti fungi) dan protista
fotosintetik (seperti tumbuhan) yaitu algae (Campbell 2003: 126).
Divisi-divisi
di dalam kingdom protista tidak selalu didasari oleh garis keturunan
evolusioner, melainkan lebih berakar secara praktis pada ciri-ciri fungsional.
Seperti Monera, taksonomi Protozoa masih terus berubah, dan ada berbagai skema
klasifikasi berbeda. Protista mulai berevolusi 1,6 miliar tahun lalu. Protista
sangat kompleks ; sel-selnya menunjukkan keberagaman yang lebih daripada
sel-sel milik kingdom-kingdom multiseluler. Filogeni protista juga sama
kompleksnya, dan belum dipahami sepenuhnya. Dipercaya kalau dari protista telah
muncul fungi, tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, dan hewan-hewan multiseluler,
walaupun dari bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari protista yang ada sekarang
(Fried 2006: 318).
Protista
ditemukan hampir di setiap tempat di mana terdapat air. Protista pada umumnya
menempati tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat darat lainnya yang
cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau, banyak protista menempati bagian
dasar, menempelkan ditinya pada batu dan tempat bersaih lainnya, atau merayap
melalui pasir dan endapan lumpur. Protista juga merupakan bahan penyusun
penting plankton yaitu komunitas organisme yang sebagian besar bersifat
mikroskropis, yang mengapung secara masif atau berenang secara lemah sekitar
permukaan air. Sebagai suatu kelompok besar autotrof, alga eukariotik secara
ekologis sangat penting (Campbell 2003: 126).
Protozoa
(bahasa Yunani: protos = pertama; zoa = hidup) adalah hewan mikroskopik yang
terdapat di semua lingkungan di mana kehidupan dapat terjadi. Mereka tersebar
luas di seluruh dunia. Banyak dari mereka mampu membentuk sista (cyst), atau
semacam cangkang yang menutupi sekujur badannya sehingga mereka dapat hidup
dalam kondisi yang kering sama sekali, yang tidak memungkinkan makhluk lain
hidup. Sifat khas utama ialah bahwa mereka terdiri dari satu sel. Protozoa
dapat dikelompokkan menurut habitatnya menjadi dua, yakni mereka yang hidup di
dalam air atau di tempat-tempat lembab dan dikenal sebagai protozoa yang hidup
bebas, dan mereka yang hidup di dalam atau pada hewan atau tumbuh-tumbuhan lain
disebut protozoa parasitik (Rohmimohtarto 2007: 107).
Protozoa
adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan di semua habitat utama.
Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya hidup sebagai parasit
di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani gaya hidup simbiotik
berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa parasitik menyebabkan
beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan membahayakan. Pada
umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola
seksual yang kompleks. Protozoa sebagai divisi telah dibagi-bagi menjadi lima
filum utama. Beberapa ahli protozoologi membaginya menjadi enam filum (Fried
2006: 318).
Protozoa
adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu mempunyai struktur yang
lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri
dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme sempurna. Karena sifat
struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam zoology menamakan protozoa
itu selular tetapi keseluruhan organisme itu dibungkus dengan satu plasma
membrane. Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari sepuluh micron dan,
walaupun jarang ada yang mencapai 6 milimeter.
Kelompok
pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan air, tetapi setiap
jenis kurang lebih mendiami tipe habitat tertentu seperti halnya hewan tingkat
tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut dan lainnya
lagi pada dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di mana-mana di dunia
di mana terdapat air atau tempat berair atau tempat lembab. Kelompok kedua
mudah dipisahkan, karena semua parasitik dan tidak mempunyai cara untuk
bergerak sendiri. Mereka mempunyai habitat yang terbatas. (Rohmimohtarto
2007: 107).
Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organism inang. Inang protozoa yang
bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut
merupakan bagian dari zooplankton.
Protozoa
laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat
berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak
bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan
ruminansia.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
I. Medium Biasa
1.
Air
Sawah
(Vorticella)
1. Silia
2. Kulit
luar
3. Vakuola
kontraktil
4. Vakuola
makanan
5. Flagella
6. Batang
flagella
7. Poros
kontraktil
Perbesaran10
10
Sumber: Anonim.a.2013
2. Air Comberan (Volvox)
Keterangan:
1. Membran
plasma
2. Kloroplas
3. Nukleus
Perbesaran 10
10
Sumber:
Anonim.a.2013.
3. Air Selokan (Prorodon dan Euglena)
Keterangan:
1. Flagela
2. Pelikel
3. Mulut
sel
4. Makro-nukleus
5. Vakuola
kontraktil
Prorodon Euglena
Perbesaran 10
10
Sumber:
Anonim.a.2013
4. Air Kolam (Euglena)
Keterangan:
1. Flagela
2. Pelikel
Perbesaran 10
10
II.
Medium
Biakan
1.
Ditutupi kertas karbon
a.
Air selokan (Stentor)
1. Silia
Perbesaran 10
10
Berdasarkan
literatur:
Sumber:
Anonim.a.2013
b. Air
sawah (Paramecium)
1. Silia
2. Makronukleus
3. Celah
mulut
4. Trikosit
Perbesaran 10
10
Berdasarkan literatur:
c.
Air kolam (Colpoda)
1. Silia
Perbesaran 10
10
Berdasarkan
literatur:
Sumber:
Anonim.a.2013
d.
Air comberan (Amphileptus)
1. Flagela
Perbesaran 10
10
Sumber:
Anonim.a.2013
2. Ditutupi
plastic transparan
a. Air
selokan (Tribonema)
Keterangan:
1. Rongga
sel
Perbesaran 10x10
Berdasarkan
literatur:
1
1.
Rongga sel
Sumber:
Anonim.a.2013
b. Air
sawah (Volvox dan Paramecium)
Keterangan:
1. Volvox
2. Paramecium
Perbesaran 10x10
Berdasarkan
literatur:
Volvox Paramecium
Sumber:
Anonim.a.2013
c. Air
kolam (Oscillatoria)
Perbesaran 10x10
Berdasarkan literatur:
Sumber:
Anonim.a.2013
d. Air
comberan (Volvox)
1. Membran
plasma
2. Kloroplas
3. Nukleus
Perbesaran 10x10
Sumber:
Anonim.a.2013
V.
ANALISIS
DATA
Pada praktikum zoologi invertebrata dengan
topik Protozoa, dilakukandua medium yaitu medium biakandan medium
biasa.Denganmerebus 200 gr jeramidengan air ± 2 liter Selama 15 menit. Setelah perebusan
air jerami yang telah direbus
didinginkan, pada praktikum ini dilakukan dua medium yang pertama medium biasa
dan yang kedua medium biakan. Pada medium biasa 4 macam air yang sudah
diperoleh langsung diamati dengan menggunakan mikroskop. Dan medium yang kedua yaitu
medium biakan, air rebusan jerami dimasukkan dalam 8 gelas plastik dan
masing-masing ditambahnkan dengan 4 macam air yang diperoleh dan kotoron ayam
kering. Gelas tersebut ada yang ditutup menggunakan plastik transparan dan diberi
celah atau lubang kecil, dan ada juga yang menggunakan kertas karbon yang sama diberikan
celah atau lubang kecil dan didiamkan selama 1 minggu. Pada medium biakan yang
ditutup plastic transparan, terdapat protozoa yang berbeda daripada
medium biakan yang di tutup dengankarbon. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
protozoa bersifat autotrof atau mengolah
makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis yang memerlukan cahaya. Namun beberapa
jenis protozoa ada juga yang dapat melakukan kombinasi dua cara (hidup di tempat
gelap dan terang) atau disebut Holoptik.
Ada
beberapa jenis protozoa yang ditemukan pada hasil pengamatan dan klasifikasinya.
A. Volvoxaureus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass : Mastigophora
Class : Phytomastigophora
Ordo :
Volvocida
Famili :
Volvocidae
Genus :
Volvox
Spesies :
Volvox aureus
(Sumber
:Hegner. 1968)
Pada spesies Volvox aureus terdiri dari ratusan sel dan sebagian besar pada selnya terdapat pada titik mata, chlorophyl,
vakuola kontraktil dan 2 flagella. Pada spesies ini mempunyai dua cara perkembangbiakannya
yaitu yang pertama aseksual dan seksual. Peleburan mikro dan makro gamet membentuk
zygot yang terbungkus oleh suatu dinding yang keras, saat dimana keadaan dinding
akan pecah dan mebelah untuk membentuk koloni yang baru.
B. Euglena
viridis
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass : Mastigophora
Class :
Phytomastigoporea
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglenaviridis
(Sumber :Hegner. 1968)
Pada spesies Euglenaviridis,
pada seluruh tubuhnya terdapat silia
yang panjang, dan spesies ini struktur tubuhnya panjang, juga runcing yang
terdapat pada anterior dan dan tumpul yang terdapat pada posterior.Euglena viridis adalah
Protista yang dapat bertindak sebagai heterotrof dan dapat pula sebagai autotrof.
Apabila bertindak sebagai heterotroph, Euglena
viridis mengelilingi partikel dan mengkonsumsi makanan dengan fagositosis. Ketika bertindak sebagai autotrof, Euglena viridis menggunakan kloroplas, (warnahijau) yang mengandung Klorofil a,Klorofil b, dan beberapa karotenoid pigmen, untuk
menghasilkan gula oleh fotosintesis. Kloroplas memiki juga 3 membran.
C. Parameciumcaudatum
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum : Protozoa
Superclass :
Cilliata
Class : Holotriohea
Order : Hymonostimatida
Famili : Holotrichidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium caudatum
(Sumber :Hegner.
1968)
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan dengan menggunakan mikroskop,
ditemukan hewan yang nampak seperti berenang-renang dengan gerakan yang tidak beraturan dan
pergerakannya sangat cepat sekali.
Karena pada seluruh tubuh hewan tersebut terdapat cilia atau bulu getar yang digunakan untuk bergerak.
Tubuh paramecium ini seperti sendal, oleh karena kebanyakan orang awam menyebut
hewan ini hewan sendal.
Paramecium
caudatum tergolong hewan bersel satu yang tubuhnya besar dan hidup
di air tawar, dapat dilihat dengan mata biasa sebagai titik yang bergerak-gerak,
panjangnya 80.350 mikron (1Mikron = 1/ 1000 mm ).
Paramecium caudatum ini berkembangbiak dengan cara membelah diri dan
konyugasi. Pada pembiakan membelah diri inti mikro terbelah menjadi dua bagian,
yang terbagi menjadi dua bagian tadi masing-masing bergerak kearah ujung sel
yang berbeda arah / berlawanan arah, pada inti mikro membelah melintang menjadi
dua bagian corong makanan dan rongga yang berdenyut yang kedua terbentuk
juga dan disertai terjadinya lengkukan melintang yang membagi tubuh menjadi dua
bagian yang sama besar.
D.
Tribonema
Ganggang
kuning-hijau atau tribophyte diberi nama untuk Tribonema genus. Kelompok ini
mencakup sekitar 100 genera, banyak yang jarang terjadi. Dinding sel terdiri
terutama dari selulosa, dan kadang-kadang silika. Sitoplasma mengandung tetesan
lipid banyak, tapi tidak ada pati. Para kloroplas dari tribophytes berwarna
hijau atau kuning-hijau, sehingga sel-sel tampak sangat mirip dengan
orang-orang dari ganggang hijau.
Tribonema telah
bercabang filamen terdiri dari satu baris memanjang, silinder sel. Dinding sel
tebal terdiri dari terbuka silinder ganda yang tumpang tindih untuk menyertakan
isi sel. Sepotong dinding sel baru dibuat dengan setiap pembelahan sel.
Potongan-potongan dinding muncul H-berbentuk dan sangat mirip dengan hijau alga
Microspora. Kedua genera dapat dengan mudah dibedakan dengan tes pati. Sel
Microspora mengandung zat tepung, Tribonema sel, seperti yang tribophytes lain,
tidak. Tribonema juga memiliki dua atau lebih parietal, seperti disk, kloroplas
berwarna hijau pucat atau emas tanpa pyrenoids yang berbeda dari parietal,
kloroplas hijau terang dari Microspora.
E.
Vorticella
Vorticella
adalah genus dari protozoa, dengan lebih dari 16 spesies yang dikenal. Mereka
mengintai, terbalik berbentuk lonceng ciliates, ditempatkan di antara
peritrichs. Setiap sel memiliki tangkai terpisah berlabuh ke substrat, yang
berisi fibril kontraktil disebut myoneme a. Ketika dirangsang, ini memendek,
menyebabkan tangkai ke kumparan seperti pegas. Spesies Vorticella terutama
hidup di kolam air tawar dan sungai-umumnya di mana saja protista berlimpah.
Reproduksi oleh
budding, di mana sel mengalami fisi longitudinal dan hanya satu putri membuat
tangkai. Putri bebas menjadi telotroch, yang berenang sampai menemukan substrat
yang cocok untuk memperbaiki dan mengembangkan tangkai sendiri. Mereka
berkembang biak dengan fisi, yang juga dikenal sebagai pembelahan sel. Mereka
juga mampu mereproduksi dengan konjugasi, suatu bentuk reproduksi seksual di
mana dua individu melampirkan pada alur oral dan DNA pertukaran. Genera lainnya, seperti Carchesium,
menyerupai Vorticella, tetapi bercabang atau kolonial.
Spesies
Vorticella kadang tinggal di cluster atau kelompok dianggap sebagai koloni,
tetapi mereka tidak benar karena koloni sel masing-masing memiliki tangkai
individu sendiri. Hal ini memungkinkan untuk melepaskan diri dari cluster
setiap saat, biasanya dengan kembali kepada telotroch ketika kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan.
F.
Oscillatoria
prinsep
Spesies
Oscillatoria secara luas terlihat di alam. Mereka sering berpartisipasi dalam
pembentukan tikar dalam sistem perairan. Spesies serupa ditemukan dalam sistem
terestrial dan kerak formulir di tanah. Di gurun, ini sangat penting untuk
remah butiran pasir permukaan mengikat bersama-sama dan mencegah erosi angin.
Memeriksa tanah di sekitar rumah atau sekolah dan Anda akan menemukan bahwa
ketika kerak-kerak tanah kering telah meringkuk tepi. Ini mungkin tampak agak
hijau atau hitam. Selalu komponen ini remah akan berserabut cyanobacteria,
sering Oscillatoria dan spesies Lyngbya. Satu juga dapat mengamati organisme
yang tumbuh pada struktur buatan manusia seperti batu bata dan bangunan beton
di mana mereka akan tampak gelap hijau atau hitam.
Aspek lain yang
menarik dari beberapa spesies Oscillatoria adalah kemampuan untuk melakukan
fotosintesis anoxygenic. Secara umum, fotosintesis menggunakan energi cahaya untuk
merangsang elektron energi yang lebih tinggi. Energi dari elektron tereksitasi
kemudian hilang dalam cara yang sangat dikontrol dan energi listrik yang
ditangkap sebagai energi kimia dalam ikatan senyawa seperti ATP. Tanaman, alga,
dan paling cyanobacteria memperoleh elektron untuk fotosintesis dari ikatan
kimia dalam air. Dengan demikian, air "dibagi", melepaskan elektron,
proton (ion hidrogen), dan oksigen. Beberapa organisme dapat mengekstrak
elektron dari senyawa lain, hidrogen sulfida tertentu (H2S). Dalam hal ini,
unsur sulfur yang diproduksi bukan oksigen. Hidrogen sulfida adalah produk
limbah yang dihasilkan oleh organisme yang memperoleh energi dari pengurangan
sulfat. Ini sulfat-mengurangi bakteri hidup dalam lingkungan di mana oksigen
tidak hadir. Oleh karena itu, ketika oksigen tidak ada, hidrogen sulfida hadir.
Beberapa spesies Oscillatoria dapat menggunakan hidrogen sulfida sebagai sumber
elektron untuk fotosintesis yang tidak menghasilkan oksigen.
Ini spesimen
Oscillatoria princeps adalah dari selokan dekat pembenihan ikan di kampus
University of Arkansas di Pine Bluff. The princeps O. ditampilkan di sini
dicitrakan dari perairan tambak dekat tepi sistem akuakultur. Organisme tidak
terisolasi, namun difoto dari sampel air alami, dengan menggunakan mikroskop
cahaya dan 200x pembesaran. Perhatikan bahwa ini adalah cyanobacteria filamen
terdiri dari sel-sel yang memberikan "tumpukan poker chips"
penampilan.
VI.
KESIMPULAN
1.
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang lebih
majemuk dari seltunggal hewan multiseluler dan walaupun hanya terdiri dari satu
sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna.
2.
Ukuran tubuh Protozoa mikroskopis sangat
beranekaragam morfologi, fisiologi dan perkembangbiakannya. Habitatnya di air
tawar, air laut, tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain. Alat gerak
pseudopodia, flagellum, siliadanada yang tanpa alat gerak.
3.
Pada praktikum protozoa menggunakan dua
medium yaitu medium biasa dan medium biakan.
4.
Protozoa bergerak dengan Flagella,
Pseudopodia, silia atau bergerak sendiri da nada yang tanpa alat
gerak.
5.
Habitat protozoa terdapat pada di air tawar, air laut,
tanah yang lembab atau dalam tubuh hewan lain.
6.
Anggota
phylum Protozoa yang ditemukan dalam praktikum ini adalah Paramaecium sp., Volvox aureus,., dan Euglena viridis.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim a.2013.www.google.com (diakses
pada 6 Maret 2013)
Anonim b.2012. http://www.microbelibrary.org/library/bacteria/2958-oscillatoria-princeps
(diakses pada 6 Maret 2012)
Bunda, Halang DKK. 2013. Penuntun
Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.
Radiopoetro. 1986.Zoologi.Erlangga
: Jakarta.
1 komentar:
Terima kasih, sangat bermanfaat, cuma daftar pustaka nya masih belum lengkap
Posting Komentar