PRAKTIKUM
I
Topik : Pengenalan
Mikroskop
Tujuan : Untuk mengenali bagian-bagian mikroskop,
memahami kegunaan mikroskop dan terampil dalam menggunakan mikroskop
Hari/Tanggal :
Rabu/3 Oktober 2012
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP PMIPA UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT DAN
BAHAN
Alat
yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Mikroskop cahaya monokuler
2.
Kaca Benda
3.
Kaca Penutup
4.
Pipet tetes
5.
Baki
6.
Kain Flanel
7.
Gelas Kimia
II.
CARA KERJA
1.
Mencari Bayangan
Sediaan
1.1
Menaikkan tabung mikroskop dengan menggunakan
makrometer, hingga jarak antara lensa objektif dengan permukaan ±
lebih 3 cm.
1.2
Meletakkan sediaan yang akan diamati ditengah-tengah
lubang meja benda, gunakanlah penjepit sediaan agar tidak tergeser.
1.3 Memutar makrometer ke belakang sampai penuh
(hati-hati), sambil menempatkan noda sediaan tepat dibawah lensa objektif
hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan permukaan atas kaca penutup
hanya ± 1 mm.
1.4
Membidik mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer
ke depan searah
1.5
Untuk mendapatkan pembesaran kuat, putar revolver dan
lensa objektif yang sesuai. Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan
dan hati-hati. (Ingat bila menggunakan lensa objektif 100 X, maka diatas
sediaan perlu di tetesi minyak imersi dahulu).
2. Mencari Bidang Sediaan
2.1
Menaikan tabung dengan menggunakan makrometer (pemutar
kasar), hingga lensa objektif tidak
membentur meja / panggung bila revolver diputar-putar.
2.2
Menempatkan lensa objektif pembesaran lemah (4 X atau
10X) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan
lensa okuler).
2.3
Membuka diafragma
sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, hingga
terlihat lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
Mikroskop siap digunakan.
3.
Memelihara
Mikroskop
3.1
Mikroskop harus selalu di angkat dan dibawa dalam
posisi tegak, dengan satu tangan memegang
erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada dasar atau
kakinya.
3.2
Apabila tabung perlu di condongkan posisinya, maka
cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah
selesai harus di tegakkan kembali.
3.3
Usahakan agar lensa objektif lemah (4 X atau 10 X)
berada satu poros di bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikin
rupa sehingga ujung lensa objektif lemah berjarak kurang lebih 1 cm dari atas
meja benda.
3.4
Atur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin
pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
3.5
Apabila pengmatan dengan menggunakan minyak imersi
telah berakhir, bersihkan sisa minyak dengan cairan Xilol sesegera mungkin, dan
keringkan dengan kain lap yang bersih.
3.6
Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop,
bersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang
halus (flanel).
4. Pengukuran Mikroskopis / Mikromateri
Untuk mengetahui ukuran objek yang diamati dengan
mikroskop dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang di sebut Mikrometer Objektif dan Mikrometer Okuler (penjelasannya
diberikan kemudian).
5. Menggambar Hasil
Hasil
pengamatan dengan mikroskop dapat di tuangkan dalam bentuk gambar, yang
dilakukan dengan alat fotografi atau dengn tangan (manual). Gambar yang baik
harus dapat menyampaikan ide yang jelas dan nyata dari suatu struktur sebagaimana tampak
hubungan antara bagian-bagian yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar yang baik
adalah: jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi dan cermat. Gambar
diatur sedemikian rupa, di bagian tengah halaman buku, di sertai judul,
keterangan pembesaran, biasanya 1 halaman hanya untuk 1-2 gambar saja, letak
keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis penunjuk diusahakan
sama dan tidak saling berpotongan. Gambar yang bersih, sederhana dan ilmiah.
III. TEORI DASAR
Pacaindra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang
terbatas. Oleh karena itu banyak
masalah mengenai benda atau organisme yang akan di amati hanya dapat diperiksa
dengan menggunakan alat bantu.Salah satu alat bantu yang sering di gunakan
dalam pengamatan, terutama dalam bidang Biologi, adalah Mikroskop (Latin, Mikro = kecil + scopium = penglihatan). Mikroskop
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga
memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Terdapat
berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu
dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering di gunakan
dalam Biologi adalah Mikroskop Cahaya,
baik yang berlensa okuler tunggal atau yang lebih di kenal dengan Mikroskop Monokuler maupun yang
berlensa okuler ganda atau yang di kenal dengan Mikroskop Binokuler. Benda atau organisme yangakan di amati dengan
mikroskop cahaya harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat di tembus dengan
cahaya (matahari atau lampu). Orang yang mempunyai keahlian dalam menggunakan
mikroskop sering di sebut dengan mikroskopi.
Mikroskop
pertama kali dikembangkan pada abad ke-16 yang menggunakan lensa sederhana
untuk mengatur cahaya biasa. Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad
ke-16 yang Menggunakan lensa untuk Mengatur cahaya sederhana biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek
sebenarnya. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek
sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya
perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400 kali. Setelah mengalami perbaikan perbesaran
akhirnya bisa Mencapai 270 sampai 400 kali.
Penemu sel dalam susunan organisme adalah bersamaan dengan munculnya
pemakaian mikroskop, yaitu Mikroskop Cahaya ( mikroskop yang sering
digunakan dalam biologi ), okuler baik yang berlensa tunggal atau dikenal
dengan nama Mikroskop Monokuler maupun yang berlensa ganda atau yang
dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler . Penemu sel dalam susunan Organisme
Bersamaan dengan munculnya adalah pemakaian mikroskop, yaitu Mikroskop
Cahaya (mikroskop yang sering Digunakan dalam biologi), baik okuler yang
berlensa tunggal atau dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler maupun
yang berlensa ganda atau yang dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler. Sesungguhnya untuk meneliti sejarah pemakaian mikroskop dengan
perbaikan-perbaikan yang sangat sulit. Sesungguhnya untuk meneliti sejarah pemakaian
mikroskop dengan perbaikan-perbaikan yang sangat sulit.
Dapat dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah sudah
merupakan pangkal penemuan dari mikroskop. Bahwa Dianggap dapat penemuan alat-alat
optik yang pertama adalah Merupakan sudah pangkal dari penemuan mikroskop. Penggunaan sifat-sifat optik suatu permukaan yang melengkung sudah
dilakukan oleh Euclid ( 3000SM ), Ptolemy ( 127-151 ), dan oleh Alhazan
pada awal abad ke-11, tetapi pemakaian praktis alat pembesaran optik belum
dilakukan. Penggunaan sifat-sifat optik Suatu permukaan yang melengkung sudah
dilakukan oleh Euclid (3000SM), Ptolemeus (127-151), dan oleh Alhazan
pada awal abad ke-11, tetapi pemakaian alat praktis Pembesaran optik belum
dilakukan. Baru pada abad ke-16, Leonardo da Vinci
dan Maurolyco mempergunakan lensa untuk melihat benda-benda yang kecil. Baru pada abad
ke-16, Leonardo da Vinci dan mempergunakan lensa Maurolyco Untuk
melihat benda-benda yang kecil.
Kakak beradik pembuat kaca mata bangsa Belanda yang bernama Zachary
dan Francis Jansen pada tahun 1590 menemukan pemakaian dua buah lensa
cembung dalam sebuah tabung. Kakak beradik pembuat kaca mata bangsa Belanda
yang bernama Zachary dan Francis Jansen pada tahun 1590 pemakaian
Menemukan dua buah lensa cembung dalam sebuah tabung. Penemuan ini
dianggap sebagai prototip dari mikroskop. Dianggap Sebagai Penemuan ini prototip
dari mikroskop. Tahun 1610 Galileo dengan kombinasi
beberapa lensa yang dipasang dalam sebuah tabung timah untuk pertama kalinya
berhasil digunakan sebagai sebuah mikroskop sederhana. Galileo tahun 1610 dengan lensa Beberapa
Kombinasi yang dipasang dalam sebuah tabung timah untuk pertama kalinya
berhasil Digunakan Sebagai sebuah mikroskop sederhana.
Tahun 1632-1723, Anthony van Lauwenhoek dapat membuat lensa-lensa dengan
perbesaran yang memuaskan untuk melihat benda-benda yan kecil. Tahun 1632-1723,
Anthony van Lauwenhoek dapat membuat lensa-lensa dengan perbesaran yang
memuaskan Untuk melihat benda-benda yan kecil. Walaupun
demikian terdapat keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya urainya. Walaupun demikian
Terdapat sebuah mikroskop keterbatasan kemampuan dalam daya urainya. Hal tersebut terlihat jelas dalam sebuah rumus yang ditemukan oleh Abbe
pada abad yang lalu. Hal tersebut terlihat jelas dalam sebuah rumus
yang ditemukan oleh pastur pada abad yang lalu.
Setelah kemajuan dalam bidang teknologi maka bermuncullanlah berbagai tipe
mikroskop modern. Setelah Kemajuan dalam bidang teknologi
bermuncullanlah maka berbagai tipe mikroskop modern. Mikroskop
modern meliputi mikroskop cahaya, mikroskop ultraviolet, mikroskop fluerense,
mikroskop elektron, dan mikroskop akustik. Modern Mikroskop cahaya meliputi
mikroskop, mikroskop ultraviolet, mikroskop fluerense, mikroskop elektron,
mikroskop dan Akustik.
MIKROSKOP CAHAYA/ MIKROSKOP OPTIK
Mikroskop ini menggunakan
cahaya putih biasa untuk melihat mikroorganisme. Menggunakan Mikroskop cahaya putih ini
biasa Untuk melihat mikroorganisme. Cahaya dapat
dilewatkan secara langsung melalui objek atau disekitar tepi objek. Cahaya dapat
dilewatkan secara langsung atau melalui objek disekitar tepi objek. Polarisasi cahaya dengan melewatkan cahaya biasa melalui dua filter dapat
digunakan untuk melihat bagian-bagian objek lebih jelas. Polarisasi cahaya
biasa dengan melewatkan cahaya melalui dua filter dapat Digunakan Untuk melihat
bagian-bagian objek lebih jelas. Mikroskop
cahaya membantu mikroskopis dalam melihat perbesaran objek secara langsung
dengan mata. Mikroskopis membantu Mikroskop cahaya dalam perbesaran Melihat objek secara
langsung dengan mata.
Mikroskop cahaya dan memperbesar
objek hingga 1000 kali dari ukuran sebenarnya. Mikroskop cahaya dan memperbesar objek
hingga 1.000 kali dari ukuran sebenarnya. Mikroskop
cahaya menggunakan satu lensa atau lebih lensa untuk mengatur pemusatan cahaya. Mikroskop cahaya
Menggunakan satu atau lebih lensa lensa untuk pemusatan Mengatur cahaya. Mikroskop cahaya sederhana menggunakan satu lensa sedangkan mikroskop
cahaya kompleks ( compound light microscope ) menggunakan dua set lensa. Mikroskop cahaya
sederhana Menggunakan satu lensa mikroskop cahaya Sedangkan kompleks (majemuk
mikroskop cahaya) Menggunakan dua set lensa. Mikroskop
cahaya, berlensa okuler tungga dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler
sedangkan yang berlensa okuler ganda dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler
. Mikroskop cahaya, berlensa okuler Tungga dikenal dengan nama Mikroskop
Monokuler Sedangkan berlensa okuler ganda yang dikenal dengan nama Mikroskop
Binokuler.
MIKROSKOP
ULTRAVIOLET ( UV )
Mikroskop UV menggunakan sinar UV dengan panjang gelombang lebih pendek
dari cahaya putih untuk melihat organisme. Menggunakan Mikroskop sinar UV UV
Gelombang dengan panjang lebih pendek dari cahaya putih Untuk melihat
Organisme. Mikroskop UV dapat melihat objek yang
lebih kecil dari objek yang terlihat oleh mikroskop cahaya. Mikroskop UV dapat
Melihat objek yang lebih kecil dari objek yang terlihat oleh mikroskop cahaya. Bayangan yang dihasilkan tercatat pada film fotografi, sehingga mikroskopis
tidak melihat bayangan objek secara langsung. Bayangan yang dihasilkan tercatat pada
film fotografi, Sehingga tidak mikroskopis Melihat bayangan objek secara
langsung. Perbesaran yang mungkin dengan mikroskop
UV kira-kira sama dengan perbesaran mikroskop cahaya. Perbesaran yang
mungkin dengan mikroskop UV kira-kira sama dengan perbesaran mikroskop cahaya.
MIKROSKOP
FLUORESEN
Mikroskop fluoresen juga menggunakan UV. Juga Menggunakan Mikroskop fluoresen UV. Penggunaan mikroskop ini melibatkan pemakain zat warna fluoresen untuk
mewarnai objek. Penggunaan mikroskop ini melibatkan pemakain zat
warna fluoresen untuk mewarnai objek. Pewarnaan akan
mempermudah kita dalam mendeteksi dan mengidentifikasi tipe sel tertentu. Pewarnaan akan
mempermudah kita dalam Mendeteksi dan mengidentifikasi tipe sel tertentu. Mikroskop fluoresen membantu mikroskopis melihat objek secara langsung dan
dapat memperbesar objek hingga 1000 kali ukuran sebenarnya. Mikroskop fluoresen
membantu Melihat objek mikroskopis secara langsung dan dapat memperbesar objek
hingga 1.000 kali ukuran sebenarnya.
MIKROSKOP
ELEKTRON
Mikroskop elektron pertama kali dibuat oleh Knoll dan Rusha pada tahun
1932. Mikroskop elektron pertama kali dibuat oleh Knoll dan Rusha pada tahun
1932. perkembangan Mikroskop elektron tergantung pada
teknologi memperoleh panjang gelombang yang sangat pendek dengan meningkatkan
tegangan listrik. Mikroskop elektron perkembangan teknologi
tergantung pada panjang Memperoleh Gelombang yang sangat pendek dengan
Meningkatkan tegangan listrik. Hal tersebut
memberikan harapan besar untuk kemajuan penelitian dibidang ilmu pengetahuan
biologi seluler. Hal tersebut Memberikan harapan besar untuk
Kemajuan penelitian dibidang ilmu pengetahuan biologi seluler. Ada dua jenis Mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektro transisi dan
mikroskop elektron scanning yang mempunyai keuntungan yaitu diperoleh bayangan
tiga dimensi dengan memberikan gambaran kontur permukaan jaringan atau struktur
dalam sel. Ada dua jenis Mikroskop elektron, mikroskop elektro Transisi yaitu
mikroskop elektron scanning dan mempunyai keuntungan yang diperoleh bayangan
yaitu tiga dimensi dengan kontur permukaan Memberikan gambaran struktur
jaringan atau dalam sel.
MIKROSKOP
AKUSTIK
Mikroskop ini menggunakan komputer untuk menganalisis gelombang suara untuk
malihat objek. Mikroskop ini untuk Menggunakan komputer untuk
menganalisis suara Gelombang malihat objek. Mikroskop
akustik menghasilkan bayangan objek secara elektronik pada layar televisi. Mikroskop Akustik
menghasilkan bayangan objek secara elektronik pada layar televisi. Mikroskop ini dapat memperbesar objek sampai 5000 kali ukuran sebenarnya. Mikroskop ini dapat
memperbesar objek sampai 5.000 kali ukuran sebenarnya.
Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari
benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai
faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang
tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga
adalah jarak pandang mata normal(sn). Rumus:
Sifat bayangan
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula,
lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar,
dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan
huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan
diperbesar.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Mikroskop cahaya monokuler dengan
bagian-bagiannya :
Keterangan:
1. Lensa Okuler
2. Pemutar lensa
3. Revolver
4. Lensa objektif
5. Lengan
6. Meja benda
7. Penjepit
8. Kondensor
9. Diafragma
10. Mikrometer
11. Makrometer
12. Cermin
13. Kaki
Menurut Literatur
|
Sumber:
( anonim 2012.a.) Di akses 8 oktober 2012
2.
Gelas kimia
Menurut
Pengamatan
Menurut
Literatur
|
Sumber: ( anonim 2012.b.)
Di akses 9 Oktober 2012
3. Pipet Tetes
Menurut
Pengamatan
Menurut
Literatur
|
Sumber: ( anonim
2012.c.) Di akses 9 Oktober 2012
4. Kaca Benda
Menurut
Literatur
|
Sumber: ( anonim
2012.d.) Di akses 9 Oktober 2012
5. Kaca Penutup
Menurut Pengamatan
Menurut
Literatur
|
Sumber: ( anonim
2012.e.) Di akses 9 Oktober 2012
6. Kain Flanel
Menurut
Pengamatan
Menurut
Literatur
|
V. ANALISIS DATA
Dari hasil pengamatan, dapat kita ketahui bahwa mikroskop
cahaya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian mekanis dan bagian optik.
1. Bagian Mekanis, bagian ini
bersifat sekunder namun demikian sangat penting agar mikroskop tersebut
dapat digunakan dengan baik dan terdiri atas :
a.
Kaki/dasar
atau Basis; dapat berbentuk tapal kuda, persegi atau bentuk yang lain.
b.
Pilar,
Lengan, dan Engsel Penggerak; di atas kaki terdapat pilar, di atas
pilar terdapat lengan. Bagian pilar dan lengan di hubungkan oleh engsel
penggerak yang berfungsi untuk mengatur kedudukan mikroskop sesuai dengan yang
di kehendaki.
c.
Meja Benda;
merupakan tempat untuk meletakkan benda atau objek yang akan di amati. Pada
bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meluruskan cahaya
berasal dari cermin pemantul.di bawah meja atau panggung tardapat
subpanggung yang padanya melekar kondensor
yang berfungsi untuk meluruskan cahaya ke objek yang di amati.Dibawah kondensor
terdapat diafragma untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang diperlukan.
d.
Sekrup
Penggerak Sediaan/Objek; jumlahnya 2 tesusun pada satu sumbu yang
berfungsi untuk menggerakkan sediaan kemuka dan ke belakang (sekrup atas),
menggerakkan sediaan ke kiri dan ke kanan (sekrup bawah).
e.
Sekrup
Pengatur jarak antara teropong dengan sediaan; jumlahnya 2 buah atau
menjadi satu, yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengatur atau penggerak
kasar (makrometer) dan sebagai penggerak halus (mikrometer).
2. Bagian Optik, bagian ini terdiri
dari cermin, lensa kondensor, diafragma, dan lensa okuler.Alat-alat tersebut merupakan bagian
yang uatama atau primer dari sebuah mikroskop.
a.
Cermin;
berfungsi untuk memantulkan cahaya dan sumber cahaya ke objek yang diamati.
Pada setiap mikroskop selalu dilengkapi cermin dengan permukaan ganda, yaitu
permukaan datar dan permukaan cekung.Permukaan datar digunakan apabila sumber
cahaya cukup terang, sedangkan permukaan cekung digunakan apabila intensitas
dari sumber cahaya kurang (keadaan gelap). Sebab cermin cekung selain
memantulkan cahaya juga mengumpulkan cahaya terlebih dahulu.
b.
Lensa
Kondensor; mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa
kondensor yang merupakan kombinsi dari dua lensa yang berfungsi untuk
memfokuskan cahaya ke objek yang sedang diamati. Apabila kondisi ruangan
kekurangan cahaya, maka dengan menggunakan cermin cekung dan kondensor akan
diperoleh pencahayaan yang lebih baik.
c.
Diafragma;
merupakan bagian yang dapat diputar/ digeser tangkainya ke salah satu arah,
berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat sedang
mengamati objek.
d.
Lensa
Objektif; yang letaknya dekat dengan sediaan, biasanya terdapat 2,3
atau lebih lensa dipasang sekaligus pada reolver yang dapat di putar. Bila akan
mengubah posisi lensa maka revolver yang diputar. Pada umumnya dijumpai
mikroskop dengan 3 lensa objektif yaitu : 4 X, 10 X, dan 40 X atau 45 X. Jika
diperhatikan pada batang lensa objektif tertera angka atau tulisan yang perlu
di pahami.
Plan
40/0,65
160/0,17
|
Pengertian informasi
dari angka dan tulisan tersebut adalah:
a)
Plan :Plan
akromatis, merupakan tipe lensa objektif yang dapat mengoreksi abersi kromatis dua warna
dan warna spektrum lain tak dapat difokuskan secara sama, dapat menghasilkan
bayangan datar yang tajam.
b)
40 :Angka yang menunjukkan
kemampuan lensa untuk memperbesar bayangan.
c)
0,65 :Numerical Aparture (NA), yaitu angka yang
menunjukkan kemampuan lensa menghimpun cahaya.
d) 160 :Angka yang menunjukkan panjang tabung dalam
ukuran milimeter.
e)
0,17 :Angka yang menunjukkan tebalnya kaca penutup
yang cocok dogunakan pada pembesaran
tersebut.
Tabel 1. Lensa objektif tipe Akromatis dari
Mikroskop dengan panjang tabung 160 mm.
Pemebesaran
|
Numerical
Aparture
|
WD
|
4 X
|
0,10
|
34,70 mm
|
10 X
|
0,25
|
7,63 mm
|
40 X
|
0,65
|
0,53 mm
|
e.
Lensa Okuler;
terletak pada bagian atas tabumg berdekatan dengan bagian mata apabila
seseorang mengamati objek dengan mikroskop. Lensa okuler biasanya mempunyai
pembesaran 5 X, 10 X, 12,5 X, dan 15 X. Sering tampak garis hitam menuju pusat
pandangan yang di maksudkan sebagai penunjuk yang sesungguknya suatu tambahan
saja.Pembesaran total sebuah mikroskop dapat di peroleh dengan mengalihkan
angka-angka pada lensa objektif dan lensa okuler yang digunakan.Untuk lebih
jelasnya perhatikan Tabel 2. berikut:
Tabel 2. Pembesaran Total
Sebuah Mikroskop
|
Bila dikehendaki pembesaran yang lebih kuat (1000 X ke atas),
agarmendapat bayangan yang baik diprlukan minyak imersi yang diletakkan
diantara ujung lensa objektif terpakai dengan permukaan lensa penutup preparat
mikroskop, sehingga tidak terdapat udara agar mudah mengamati objek.
Untuk lebih memudahkan kita menganal dan mengetahui
fungsi bagian-bagian dari mikroskop, perhatikan data berikut:
1.
Kaki/dasar atau absis berfungsi sebagai penyangga
bagian optik dan penstabil agar mikroskop berdiri tegak.
2.
Pilar, lengan, dan engsel penggerak berfungsi mengatur
kedudukan mikroskop.
3.
Meja benda berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan
benda atau obyek.
4.
Sekrup penggerak sediaan memiliki 2 sekrup. Sekrup atas
berfungsi menggerakkan sediaan ke muka dan ke belakang. Sedangkan sekrup bawah
berfungsi menggerakkan sediaan ke kiri dan ke kanan.
5.
Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan
mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai penggerak kasar dan sebagai penggerak halus.
6.
Cermin berfungsi memantulkan cahaya ke obyek.
7.
Lensa kondensor berfungsi memfokuskan cahaya ke obyek.
8.
Diafragma berfungsi mengatur intensitas cahaya yang
diperlukan saat pengamatan.
9.
Lensa obyektif berfungsi menerima cahaya setelah
menembus obyek yang diamati.
10. Lensa
okuler bagian yang berdekatan dengan mata saat pengamatan.
Berikut adalah penggunaan
mikroskop cahaya yang benar dan mudah, yaitu:
1.
Mikroskop
ditempatkan pada suatu tempat yang nyaman dari tepi meja sehingga mudah melakukan pengamatan,
kemudian disesuaikan sedemikian
rupa sehingga nyaman dalam mengoperasikannya secara fokus.
2.
Bukalah
diafragma secara penuh.
3.
Letak
cermin diatur supaya cahaya terpantul melalui lubang pada meja obyek, sehingga melalui lensa okuler
terlihat sebuah lingkaran yang terangnya
nyata.
4.
Preparat
ditempatkan di atas meja obyek diatur sedemikian rupa sehingga spesimen diterangi kemudian jepitlah dengan jepitan
obyek.
5.
Jarak
mata ke lensa okuler diatur, pandangan disesuaikan.
6.
Mulailah pengamatan dengan
menggunakan lensa obyektif berkekuatan rendah.
Jika letak lensa obyektif sudah tepat, akan terdengar bunyi berdetik. Kemudian putarlah tombol pengatur
kasar. Rendahkan lensa obyektif
atau naikkan meja obyek sampai terletak kurang lebih 5 mm dari sediaan yang diamati. pergerakan
pengatur kasar pada beberapa mikroskop
akan menyebabkan lensa obyektif bergerak ke atas dan ke bawah. Pada mikroskop
lain meja obyek yang bergerak ke atas dan ke bawah.
Lihatlah melalui lensa okuler dan
naikkan tabung mikroskop perlahan- lahan
sehingga preparat terlihat. Jika setelah tabung dinaikkan kurang lebih 2 cm; sediaan tetap tidak
terlihat, itu berarti fokus mikroskop untuk
sediaan sudah terlewati atau sediaan
yang diamati tidak terletak tepat
di bawah lensa obyektif.
7. Setelah sediaan tampak, putarlah pengatur
haluske depan dan ke belakang untuk
mendapatkan fokus mikroskop sebaik-baiknya. Sediaan
ini dapat diperjelas dengan mengatur besarnya lubang diafragma.
8.
Jika diperlukan perbesaran yang lebih tinggi,
putarlah revolver sehingga lensa obyektif kuat pada posisi kerja yang
baik (di bawah lensa okuler).
Waktu memutar revolver jagalah agar sediaan tidak bergeser.
9.
Setelah
selesadan kan mikroskop terutama lensanya, lalu simpan mikroskop tersebut dalam kotaknya kemudian kuncilah.
VI. KESIMPULAN
1.
Mikroskop merupakan
alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat
kecil.
2.
Bagian mekanis terdiri
dari: Kaki/dasar atau absis; Pilar, lengan, dan engsel penggerak; meja benda;
Sekrup penggerak sediaan; Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan.
3.
Bagian optik terdiri
dari: Cermin; Lensa kondensor; Diafragma; Lensa obyektif; Lensa okuler.
4.
Cara kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Mencari bidang sediaan.
2.
Mencari bayangan sediaan.
3.
Memelihara mikroskop.
4.
Pengukuran mikroskopis / mikromateri.
5.
Menggambar hasil.
0 komentar:
Posting Komentar