Sabtu, 13 Juli 2013

Laporan Praktikum Percobaan Benedict

Diposting oleh Glori Merkristivita di 22.34

PRAKTIKUM I.4
Topik             : Percobaan Benedict
Tujuan      : Untuk mengetahui apakah dalam suatu bahan mengandung karbohidrat
Hari/Tanggal : Jumat/5 April 2013
Tempat         : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin
 

 I.                  ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Gelas ukur 10 ml
4.      Lampu spiritus
5.      Pipet tetes
6.      Tripot dan kasa asbes
B.     Bahan
1.      Larutan uji
2.      Reagen Benedict
3.      Sukrosa 1 %, Glukosa 1 %, Dextrosa 1 %, Laktosa 1 %, dan  Amilum 1 %.

II.             CARA KERJA
1.        Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2.        Memasukkan reagen Benedict ke dalam gelas ukur sebanyak 2 ml dan memasukkannya ke masing-masing 5 tabung reaksi.
3.        Menambahkan larutan uji ke dalam 5 tabung masing-masing 8 tetes pada setiap tabung.
4.        Mengamati perubahan warna yang terjadi.
5.         Memanaskan masing-masing tabung di atas lampu spiritus menggunakan penjepit selama 3 menit dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
6.        Membuat kesimpulan.

III.             TEORI DASAR
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atom H harus dua kali jumlah atom O.
Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :
a.       Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C simetri.
b.      Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidrosksida logam dan karbohidrat itu sendiri akan teroksidasi.
c.       Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
d.      Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2 (gas).
Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (missal: sukrosa dan glukosa ), zat padat amorf atau pati dan basa serat/selulosa. Sebagian besar karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya. Sebagai patokan, dapat dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir. Apabila OH terletak disebelah kanan berarti memutar bidang polarisasi ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri diberi awalan l (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.
Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton yang disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidratyaitu untuk sumber energi,  pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolism lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak manfaat lainnya.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organic tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
a.       Monosakarida: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.
b.      Oligosakarida: maltosa, laktosa, dan sukrosa.
c.       Polisakarida: glikogen dan amilum (pati).
Percobaan benedict kali ini bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi langsung dengan benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangakn gula nonpereduksi strukturnya berbentuk siklik yang berarti hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada pada kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.

IV.             HASIL PENGAMATAN
a.  Flow Chart
 
b. Tabel Hasil Pengamatan
No.
Larutan uji
Sebelum dipanaskan
Sesudah dipanaskan
1.
Sukrosa 1 %
Biru
Biru tua
2.
Glukosa 1 %
Biru
Orange (endapan merah bata)
3.
Dekstrosa 1 %
Biru
Biru tosca (endapan maroon)
4.
Laktosa 1 %
Biru
Hijau (endapan merah bata)
5.
Amilum 1 %
Biru
Biru


     I.               ANALISIS DATA
Pereaksi benedict adalah berupa larutan yang mengandung kuprisulfat (CuSO4), natrium karbonat dan natrium sitrat.Glukosa dapat mereduksi ion Cu+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk berwarna biru jernih, biru tua, merah bata dan coklat.Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karboihidrat yang di periksa. Dalam pereaksi ini ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.
2Cu+  +  2OH- → Cu2O  +  H2O
Dari hasil pengamatan menghasilkan perubahan warna yang beragam, karena disebabkan oleh waktu pemanasan dalam proses menghidrolisis. Semakin lama waktu pemanasan, maka semakin terurai larutan tersebut. Glukosa merupakan hasil dari penghidrolisisan larutan ini.
1.       Amilum 1 %
Sebelum dipanaskan larutan amilum yang ditetesi reagen benedict berwarna biru jernih, tetapi setelah dipanaskan secara langsung diatas api menggunakn lampu spritus selama 3 menit larutan tetap berwarna biru tanpa endapan. Warna yang tidak berubah ini menunjukkan bahwa larutan amilum tidak terhidrolisis. Amilum (polisakarida) memerlukan waktu pemanasan yang lama agar terhidrolisis. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilopektin lebih besar daripada amilosa, hal ini disebabkan amilopektin terdiri dari ribuan glukosa. Amilum dapat terhidrolisis sempurna dengan menggunakan asam.

2.         Laktosa 1 %
Larutan laktosa 1% dan reagen benedict yang tercampur berwarna biru. Namun setelah dipanaskan selama 3 menit, larutan beruhah menjadi warna kehijauan dan memiliki endapan berwarna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan mengandung karbohidrat yang tinggi. Hidrolisis laktosa menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa adalah disakarida. Bila laktosa dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbentuk asam musat.

3.         Dekstrosa 1 %
Dekstrosa dan reagen benedict berwarna biru sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan menjadi berwarna biru tosca dengan endapan berwarna merah maroon. Hal ini menunjukkan dekstrosa mengandung karbohidrat. Warna biru yang dihasilkan ini diperkirakan adalah hasil ikatan kompleks dari hidrolisis.

4.         Sukrosa 1 %
Sebelum dipanaskan larutan sukrosa 1% dan reagen benedict berwarna biru. Namun setelah dipanaskan, larutan hanya berubah menjadi biru tua. Hal ini membuktikan bahwa sukrosa merupakan golongan oligosakarida (disakarida) sehingga perlu waktu yang lebih lama untuk pemanasan agar terhidrolisis menjadi monosakarida.

5.         Glukosa 1 %
Larutan glukosa 1% dan reagen benedict yang bercampur berwarna biru sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan selama 3 menit, larutan berubah menjadi orange dan berendapan berwarna merah bata. Hal ini membuktikan bahwa glukosa dari golongan monosakarida mudah terhidrolisis.

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil uji positif ditunjukkan oleh glukosa 1%, dekstrosa 1%, dan laktosa 1%, sedangkan sukrosa 1% dan amilum 1% menunjukkan hasil negatif. Pada sukrosa dan amilum, meskipun tersusun atas monosakarida, namun taom karbon aromerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermurotasi menjadi rantai terbuka, sehingga sukros atidak dapat mereduksi. Sedangkan amilum, meskipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinay sangat kecil sehingga warna hasil reaksi tidak tampak.
Dalam asam, oligosakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan anntara monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru.

II.             KESIMPULAN
1.        Urutan larutan berdasarkan kepekatannya adalah glukosa, laktosa, dekstrosa, sukrosa, dan amilum.
2.        Waktu pemanasan mempengaruhi larutan dalam mereduksi.
3.        Perubahan warna disebabkan oleh terjadinya pemecahan molekul karbohidrat dari yang lebih kompleks (polisakarida) menjadi lebih sederhana (monosakarida).
4.        Sifat monosakarida dapat mereduksi pada suasana bas disebabkan oleh adanya gugus aldehida dan keton bebas dalam molekul karbohidrat.
5.        Larutan yang mengandung karbohidrat akan berwarna kemerahan.
6.        Larutan berwarna biru tidak terhidrolisis.
7.        Uji positif terdapat pada larutan glukosa 1%, dekstrosa 1%, dan laktosa 1%.
8.        Uji negative terdapat pada larutan sukrosa 1% dan amilum 1%.


1 komentar:

Nauval Muhammad on 30 Mei 2015 pukul 03.41 mengatakan...

izin copas kak... untuk referensi...

Posting Komentar

 

Glori's blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos