Sabtu, 13 Juli 2013

Uji Karbohidrat 2

Diposting oleh Glori Merkristivita di 20.01
-->
PRAKTIKUM I.2
Topik               : Uji karbohidrat 2
Tujuan             : Untuk mengetahui apakah dalam suatu  bahan mengandung                       amilum dan glukosa.
Hari/Tanggal   : Jum’at/ 8 Maret 2013
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin.


       I.            ALAT DAN BAHAN
Alat     :
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.       Gelas ukur 10 ml
4.      Lampu spiritus
5.      Pipet tetes
6.      Kertas label

Bahan  :
1.      NaOH 6 N
2.      Lugol 6 N
3.      HCL 6 N
4.      larutan amilum 1 % ( A )
5.      larutan gula ( B )
6.      Aquadest

    II.            CARA KERJA
1.         Mengambil 12 tabung reaksi beserta raknya dan member label pada masing-masing tabung reaksi, yaitu A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3, D1, D2, D3 dengan keterangan label A berate amilum, label B berarti glukosa 10%, label C berarti glukosa 20%, dan label D berarti glukosa 30%.
2.      Memasukkan larutan masing-masing 2 tetes tabung reaksi berlabel A diisi larutan amilum 6 ml, tabung reaksi berlabel B diisi larutan glukosa 10%, tabung reaksi berlabel C diisi larutan glukosa 20%, tabung reaksi berlabel D diisi larutan glukosa 30%.  Masing-masing larutan berjumlah 6 ml.
3.      Masing-masing tabung A1, B1, C1, dan D1 ditetesi 2 tetes aquadest, tabung A2, B2, C2, dan D2 ditetesi HCl 6 tetes, A1, B1, C1, dan D1 ditetesi NaOH 6 tetes. Mengamati warna awal dari setiap larutan dan membuat dataya pada tabel.
4.      Menambahkan 6 tetes larutan lugol pada setiap tabung dan mengamati perubahan warna larutan serta menuliskan datanya pada tabel.
5.      Memanaskan seluruh larutan dalam tabung reaksi menggunakan water bath selama 30 menit dengan suhu 90˚ C.
6.      Mengambil larutan yang telah dipanaskan di water bath dan mengamati perubahan warna yang terjadi serta menuliskan datanya pada tabel.
7.      Membuat kesimpulan.

 III.            TEORI DASAR
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H dan O. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atom H harus dua kali jumlah atom O.
Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :
a. Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C simetri.
b. Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida logam dan karbohidrat itu sendiri akan teroksidasi.
c. Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
d. Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2 (gas).
Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (misal : sukrosa dan glukosa), zat padat amorf atau pati dan basa serat / selulosa. Sebagian besar karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya.Sebagai patokan, dapat dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir.Apabila OH terletak di sebelah kanan, berarti memutar bidang polarisasi ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri diberi awalan l (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.
Karbohidrat dibedakan dalam 3 kelompok umum, yaitu :
1.      Monosakarida
Merupakan karbohidrat yang paling sederhana, karena molekulnya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis.
2.      Disakarida
Merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh :
a. Glukosa + fruktosa → Sukrosa + H2O
b. Glukosa + galaktosa → Laktosa + H2O
3.    Polisakarida
Merupakan polimer alam , karena polisakarida terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya dan memiliki rumus umum (C6H10O5). Polisakarida dapat berupa selulosa, amilum dan glikogen.

Setiap molekul glukosa mengnadung 38 ATP (adenosine trisofat). Metabolism karbohidrat dipengaruhi oleh enzim-enzim dan hormon-hormon tertentu. Adapun fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai penghasil kalori (1 gram = 4,1 kalori)
b.      Pembentuk senyawa-senyawa organik yang lain seperti lemak dan protein.
c.       Menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh.

 IV.            HASIL PENGAMATAN
a.      Flow chart


b.      Tabel hasil pengamatan
 
No.
Larutan
Perlakuan
Warna awal
Warna setelah ditetesi lugol
Warna setelah dipanaskan
Keterangan
1.
A1
Ditetesi aquadest 2 tetes
keruh
Ungu keabu-abuan dan ada butiran buih. Mengendap berwarna ungu.
Keruh
Tidak mengendap
2.
A2
Ditetesi HCL 6 tetes
Agak keruh
Ungu kehitaman. Mengendap dan sedikit berbuih.
Bening
Tidak mengendap
3.
A3
Ditetesi NaOH 6 tetes
Bening dan agak keruh
Keruh dan ada butiran buih
Kekuningan dan mengendap
Mengendap
4.
B1
Ditetesi aquadest 2 tetes
Bening
Bening kekuningan dan berbuih agak banyak.
Bening
Tidak mengendap
5.
B2
Ditetesi HCL 6 tetes
Bening
Kuning dan berbuih banyak
Bening
Tidak mengendap
6.
B3
Ditetesi NaOH 6 tetes
Bening
Bening dan mengendap berwarna kuning.
Merah bata tua
Tidak mengendap
7.
C1
Ditetesi aquadest 2 tetes
Bening
Bening kekuningan
Bening
Tidak mengendap
8.
C2
Ditetesi HCL 6 tetes
Bening
Kuning
Bening
Tidak mengendap
9.
C3
Ditetesi NaOH 6 tetes
Bening
Bening
Merah bata
Tidak mengendap
10.
D1
Ditetesi aquadest 2 tetes
Bening
Kuning
Bening
Tidak mengendap
11.
D2
Ditetesi HCL 6 tetes
Bening
Agak kuning
Bening
Tidak mengendap
12.
D3
Ditetesi NaOH 6 tetes
Bening
Bening
Merah bata
Tidak mengendap


       I.            ANALISIS DATA
Pada praktikum karbohidrat kedua kali ini menggunakan larutan amilum dan glukosa (10%, 20%, 30%) sebagai bahan pengamatan. Dalam praktikum ini praktikan mengamati kandungan karbohidrat pada larutan amilum dan glukosa (10%, 20%, 30%) yang dicampurkan dengan aquadest, HCl, dan NaOH. Pada praktikum ini digunakan larutan lugol sebagai reagen/pereaksi untuk membuktikan adany karbohidrat pada setiap bahan. Bila larutan yang ditetesi lugol menghitam keunguan, maka larutan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin gelap warna yang dihasilkan maka semakin tinggi kandungan karbohidrat dalm larutan tersebut. Apabila larutan tersebut dipanaskan maka akan berwarna merah bata (mengandung karbohidrat). Semakin gelap warna merah bata yang terbentuk, maka semakin tinggi kandungan karbohidrat larutan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan di dapatkan data:
1.      Larutan A1 (amilum+ aquadest + lugol)
Larutan A1 merupakan larutan yang terdiri dari larutan amilum 6 ml, ditetesi 2 tetes aquadest, dan lugol. Saat amilum ditambahkan aquadest, larutan menjadi keruh dan saat larutan tersebut ditambahkan 6 tetes larutan lugol, larutan membentuk warna ungu keabu-abuan dengan sedikit butiran-butiran buih dan endapan berwarna ungu pada bagian bawahnya. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi keruh. Hal ini menandakan bahwa larutan mengandung karbohidrat sangat sedikit.

2.      Larutan A2 (amilum+ HCl + lugol)
Larutan A2 merupakan larutan yang terdiri dari larutan amilum 6 ml, ditetesi 2 tetes HCl, dan 6 tetes lugol. Saat amilum ditambahkan HCl, larutan menjadi keruh. Kemudian ditambahkan larutan lugol, larutan membentuk warna ungu kehitaman dengan sedikit buih dan endapan. Setelah dipanaskan larutan berubah menjadi bening.

3.      Larutan A3 (amilum+ HCl + lugol)
Larutan A3 merupakan larutan yang terdiri dari larutan amilum 6 ml, ditetesi 2 tetes NaOH, dan 6 tetes lugol. Saat amilum ditambahkan NaOH, larutan menjadi bening dan agak sedikit keruh. Kemudian ditambahkan larutan lugol, larutan menjadi keruh dan memiliki butiran-butiran buih. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi berwarna bening kekuningan dan membentuk endapan.

4.      Larutan B1 (glukosa 10% + aquadest + lugol)
Larutan B1 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 10% 6 ml, ditetesi 2 tetes aquadest, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 10% ditambahkan aquadest, larutan menjadi bening. Kemudian ditambahkan larutan lugol, larutan menjadi bening kekuningan dengan buih yang banyak. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi berwarna bening.

5.      Larutan B2 (glukosa 10% + HCl + lugol)
Larutan B2 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 10% 6 ml, ditetesi 2 tetes HCl, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 10% ditambahkan HCl, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi berwarnna kuning dan berbuih  banyak. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi bening.

6.      Larutan B3 (glukosa 10% + NaOH + lugol)
Larutan B3 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 10% 6 ml, ditetesi 2 tetes NaOH, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 10% ditambahkan NaOH, larutan menjadi bening. Kemudian ditambahkan larutan lugol, larutan menjadi bening namun membentuk endapan berwarna kuning. Saat dipanaskan larutan kembali menjadi merah bata tua.

7.      Larutan C1 (glukosa 20% + aquadest + lugol)
Larutan C1 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 20% 6 ml, ditetesi 2 tetes aquadest, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 20% ditambahkan aquadest, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi berwarnna bening kekuningan. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi bening.

8.      Larutan C2 (glukosa 20% + HCl + lugol)
Larutan C2 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 20% 6 ml, ditetesi 2 tetes HCl, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 20% ditambahkan HCl, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi berwarna kuning. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi bening.

9.      Larutan C3 (glukosa 20% + NaOH + lugol)
Larutan C3 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 20% 6 ml, ditetesi 2 tetes NaOH, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 20% ditambahkan NaOH, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi sangat bening. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi merah bata.

10.  Larutan D1 (glukosa 30% + aquadest + lugol)
Larutan D1 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 30% 6 ml, ditetesi 2 tetes aquadest, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 30% ditambahkan aquadest, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi kuning. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi bening lagi.

11.  Larutan D2 (glukosa 30% + HCl+ lugol)
Larutan D2 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 30% 6 ml, ditetesi 2 tetes HCl, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 30% ditambahkan HCl, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi agak kekuningan. Setelah dipanaskan larutan kembali menjadi bening.

12.  Larutan D3 (glukosa 30% + NaOH+ lugol)
Larutan D3 merupakan larutan yang terdiri dari larutan glukosa 30% 6 ml, ditetesi 2 tetes NaOH, dan 6 tetes lugol. Saat glukosa 30% ditambahkan NaOH, larutan menjadi bening. Namun, saat ditambahkan larutan lugol larutan menjadi semakin bening. Setelah dipanaskan larutan kembali merah bata.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa amilum (polisakarida) mengandung karbohidrat yang tinggi namun akan menjadi sedikit dalam keadan normal (tanpa zat asam-basa) meskipun dipanaskan atau dalm suhu normal. Sedangkan apabila ditambahkan asam akan sedikit mengandung karbohidrat dalam suhu normal meskipun sebenarnya kandungan karbohidrat sangat banyak saat bercampur dengan larutan asam. Dan apabila pada suhu tinggi, kandungan karbohidratnya menjadi hilang. Namun, apabila tercampur dengan basa, amilum tersebut hanya mengnadung karbohidrat yang sangat sedikit pada suhu normal dan kandungan karbohidratnya meningkat saat terkena suhu tinggi.
Glukosa 10% hanya mengnadung sedikit karbohidrat dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat apabila ditambahkan asam-basa atau keadaan normal (tanpa asam-basa) pada suhu normal dan tinggi, kecuali yang ditambahkan basa menjadi sangat banyak mengandung karbohidrat. Begitu pula dengan glukosa 20%. Dalam suhu normal glukosa tidak mengandung karbohidrat meskipun diberi asam-basa atau tidak. Namun dalam suh tinggi, glukosa 20% diberi basa, kandungan karbohidratnya menjadi bertambah banyak. Apabila dibandingkan dengan glukosa 10%, glukosa 20% sebenarnya mengandung sedikit lebih banyak karbohidrat.
Hal yang sama terjadi pula pada glukosa 30%. Pada suhu normal glukosa 30% tidak mengandung karbohidrat meskipun bercampur dengan asam-basa atau tidak sama sekali. Namun pada suhu tinggi, glukosa 30% yang diberi basa menjadi banyak mengandung karbohidrat. Dalam suhu tinggi urutan kandungan karbohidrat terbanyak adalah glukosa 10%, glukosa 20%, dan glukosa 30% (apabila bercampur basa).

    II.            KESIMPULAN
1.         Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H dan O.
2.         Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dalam bahan-bahan yang           telah direaksikan menunjukkan adanya karbohidrat/amilum dalam jumlah atau kadar yang berbeda-beda.
3.         Lugol merupakan indickator penentu karbohidrat pada larutan.
4.         HCl sebagai asam dan NaOH sebagai basa pada praktikum.
5.         Karbohidrat terbagi atas monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
6.         Fungsi karbohidrat:
a.       Sebagai penghasil kalori (1 gram = 4,1 kal)
b.      Pembentuk senyawa-senyawa organik lain seperti protein dan lemak.
c.       Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Glori's blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos