1. Luing
(Julus Virgatus)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Chordate
Sub Class :
Uniramia
Ordo : Diplopoda
Family : Julidae
Genus : Julus
Species : JulusVirgatus
Hewan kaki seribu atau keluwing
termasuk dalam kelas Diplopoda. Diplopoda merupakan hewan terrestrial yang
bergerak lambat. Biasa disebut dengan nama cacing kawat. Bertempat tinggal di
darat terutama di tempat-tempat yang lembab, gelap, dibawah batu, dedaunan atau
di dalam kayu yang lapuk dan hidup sebagai binatang pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Luing memiliki bentuk tubuh yang terdiri atas kepala dan badan, bentuknya
silindris dan beruas-ruas, di setiap ruasnya terdapat satu sampai dua pasang
kaki, tidak
memiliki kaki pada pasang segmen ketiga, panjang tubuh 12 mm. Walaupun demikian jumlah total
kakinya tidak mencapai seribu seperti namanya. Warna tubuhnya coklat
kekuning-kuningan. Bagian kepalanya terdiri atas lima segmen, thorax terdiri
atas empat segmen dan bagian perut dengan 20-100 segmen. Luing memiliki
sepasang antena yang pendek dan dua kelompok mata tunggal yang terdiri dari
sekumpulan oselli pada kepalanya. Tidak memiliki taring dan bernapas dengan
trakea. Di bagian bawah dari ruas yang paling belakang terdapat anus yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan air dari metabolisme. Tidak mempunyai
cakar beracun. Alat kelaminnya terpisah.
2.
Kepiting (Crustacea)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Sub Phylum : Malacostraca
Classis : Eumalacostraca
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Liocarcinus
Species : Liocarcinus vernalis
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang
kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk
bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya
terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting
ditutupi oleh maxillipedcarapace tidak
membentuk sebuah rostrum yang
panjang . Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih
("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan
struktur yang berbeda
3.
Kutu kayu (Cylistucus convenus)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Matacostaca
Ordo : Isopoda
Family : Cylistidae
Genus : Cylisticus
Species : Cylisticus
convexus
Kutu kayu
diklasifikasikan sebagai
Isopoda terestrial, dan merupakan milik kelas Crustacea. Crustacea termasuk lobster, kepiting,
udang, dan daphnia (kutu air). Para crustasea, pada
gilirannya, adalah bagian dari kelompok yang lebih besar, Arthropoda, atau
hewan bersendi berkaki. Semua arthropoda memiliki kutikula tangguh luar, batang
dibagi menjadi segmen, dan anggota badan yang, karena kutikula kaku mereka, mengartikulasikan
tentang sendi fleksibel.
Kutu kayu mudah dikenali oleh
pipih atau bulat yang didukung profil mereka, tujuh pasang kaki, dan antena
tajam-siku. Beberapa spesies dapat menggulung menjadi bola ketika terganggu, maka nama,
pillbugs. Kepala luas memiliki 4 pasang mulut dan diikuti oleh 7 segmen batang utama,
yang menanggung anggota badan berjalan. Di balik ini adalah 6 segmen yang lebih
kecil terdiri
pleon tersebut. Segmen pleon juga membawa anggota badan, tetapi ini banyak
dimodifikasi. Pertama 5 pasang adalah pleopods. Ini diratakan dan membentuk satu set
tumpang tindih insang terlihat di bagian bawah hewan. Mereka memiliki banyak fungsi termasuk
reproduksi, pertukaran gas, dan ekskresi. Dalam beberapa spesies kutikula dari
pleopods dalam-dilipat, menciptakan keputihan, bercabang tubulus yang merupakan
paru-paru pleopodal. Pasangan akhir pelengkap, para uropods, proyek dari belakang
hewan dan sensorik dan defensif dalam fungsi.
Cylisticus convexus, hanya
spesies kita yang mampu bergulir menjadi bola, memiliki permukaan atas yang
gelap, mengkilap, abu-abu-hitam ditandai dengan pucat, coretan tembus. Lima pasang
paru-paru pleopodal terlihat sebagai bercak pucat di pinggiran luar
pleopods. Ini pillbugs adalah 0,3-0,5 inci (8-12 mm) panjang.
pleopods. Ini pillbugs adalah 0,3-0,5 inci (8-12 mm) panjang.
4.
Udang putih (litopeneusva nnamei)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Ordo : Oecapcoa
Family : Panaeidae
Genus : Litopenaeus
Species : Litopeaeus vannamaei
Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace.
Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk
kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya
3 gerigi (Wikipedia, 2010).
5.
Laba-laba (Lycosidae sp)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Arachnidae
Ordo : Aroneceae
Family : Lycusidae
Genus : Lycusa
Species : Lycosidae sp
Laba-laba adalah hewan berbuku-buku
(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak
memiliki mulut pengunyah. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap
mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian
serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang
terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk
membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain,
menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
6.
Udang rebon (Mysis penaeus)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Sub Class :
Ordo : Mysida
Family : Mysidae
Genus : Mysis
Species : Mysis
penaeus
Udang rebon adalah salah satu Famili
Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit
agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban
ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat 2 ban. Warna tersebut jelas
sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah.
Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan umumnya berukuran 20 –
25 cm.
7.
Capung hijau (Odonata sp)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub Ordo : Zygoptera
Family : Blattidae
Genus : Odonata
Species : Odonata
sp.
Capung merupakan serangga yang menarik, memiliki 4 sayap yang berselaput
dan banyak sekali urat sayapnya. Bentuk kepala besar dengan mata yang besar
pula. Antena berukuran pendek dan ramping. Capung ini memiliki toraks yang kuat
dan kaki yang sempurna. Abdomen panjang dan ramping, tidak mempunyai ekor,
tetapi memiliki berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik.
Mata capung sangat besar dan disebut mata majemuk, terdiri dari banyak mata
kecil yang disebut ommatidium. Dengan mata ini capung mampu melihat ke segala
arah dan dengan mudah dapat mencari mangsa atau meloloskan diri dari musuhnya,
bahkan dapat mendeteksi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 m dari tempatnya
berada.
8.
Belalang hijau (Disosteria Carolina)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub Ordo : Caelifera
Family : Locuctidae
Genus : Dissosteria
Species : Disosteria
carollina
Belalang (Dissosteria carollina) ; merupakan spesies dari filum Arthropoda
pada kelas Insecta. Tubuh terbagi atas tiga bagian yang jelas yaitu kepala,
thoraks, dan abdomen. Terdapat tiga pasang kaki pada thoraks yang beruas-ruas
dimana satu pasang kaki sangat besar dengan femur berotot daging dan bertibia
panjang yang berguna untuk meloncat. Memiliki mulut yang terdiri atas maksila dan
mandibula. Memiliki sayap. Hidup bebas.
9.
Kupu-kupu (Eurema hecabe)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Picridae
Genus : Eurema
Species : Eurema hecabe
Eurema hecabe merupakan kupu-kupu
yang tergolong kecil dan masuk ke dalam Famili Pieridae. Sisi bawah sayap
berwarna kuning dengan noda hitam halus, lebih banyak pada betina dibandingkan
pada jantan. Pada sayap belakang terdapat bintik-bintik hitam yang tersusun
tidak teratur. Kepala, dada, dan perut bagian dorsal berwarna hitam, sedangkan
bagian ventral berwarna kuning pucat. Kupu-kupu ini memiliki bentangan sayap ±
5 cm. Kupu Eurema yang masuk dalam famili Pieridae ini memang termasuk jenis
kupu yang cukup umum dijumpai. Ukurannya cukup mungil, gerakannya lincah.
10. Capung
coklat (Macromia)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthtropoda
Classis : Insecta
Ordo : Odonata
Family : Libellulidae
Genus : Macromia
Species : Macromia
magnifica
Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka
atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil
(meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang
kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak
menyatu di atas punggungnya.
11. Lebah madu (Apis
mellifera)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub Ordo :
Exoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Species : Apis
mellifera
Lebah termasuk dalam kelas insekta dan tergolong dalam jenis serangga
yang berdarah dingin yakni hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan
suhu hawa yang ada disekitarnya. Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1993) lebah
madu termasuk dalam famili Apidae. Terdapat di Eropa, Afrika, dan Asia. Pada
Apidaae, madu dan tepung sari disimpan dalam sisiran yang vertikal, dan
tempayak dibesarkan dalam sisiran yang sama.
Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai
kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah
penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam.
12. Belalang
sembah (Stagmomentis Carolina)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub Ordo : Exopterygota
Family : Mantidae
Genus : Stagmomantis
Species : Stagmomantis carolina
Belalang memiliki sayap 2 pasang,
memiliki sepasang antenna, dan 2 buah mata majemuk. Sayap depan pada belalang
lebih sempit dibanding sayap belakang. Vena-vena pada sayap depan menebal atau
mengeras yang disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan
vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah
sayap depan. Selain itu, belalang juga mempunyai 3 pasang kaki.
13. Kepik (Diconocoris
hewetti)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Sub Class :
Ordo : Coleoptera
Sub Ordo : Coccinelidae
Family : Coecinelidae
Genus : Coccinella
Species : Diconocoris
hewetti
Ciri khas
utama serangga
anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka
menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari
makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang
berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai
dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil
seperti ikan.
Hemiptera
tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Anakan serangga dari ordo
Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan
induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal
dengan nama nimfa.
Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga
akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga
anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan
agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga
merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis
(melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus
kawin lebih dulu.
14. Kumbang
badak (Phylium scythe)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Sub Ordo : Exopterygota
Family : Phamidae
Genus : Phyllium
Species : Phyllium
Panjang
tubuh jantan 30-54 mm (tidak termasuk tanduk), panjang tubuh betina 30-52 mm.
Dulunya kumbang ini merupakan serangga terbesar di Jepang sebelum ditemukannya Cheirotonus jambar
di Pulau
Okinawa. Selain sebuah antena di bagian kepala, imago jantan memiliki satu
antena pendek di bagian dada yang sebenarnya adalah sebagian dari eksoskeleton yang mencuat ke
luar. Kegunaannya sebagai senjata ketika berkelahi memperebutkan pakan dan
betina. Panjang antena bervariasi bergantung besar ukuran tubuh. Keadaan pakan
dalam stadium larva memengaruhi ukuran tubuh stadium dewasa.
Kumbang
badak jepang giat di permukaan dahan yang vertikal dari pohon berkayu keras.
Ujung cakar pengait dipakai untuk menempel di permukaan kulit kayu. Ketika
berkelahi, kumbang ini menggunakan prinsip pengungkit
hingga lawan terlontar akibat cakar pengait lawan terlepas dari kulit kayu.
Lawan yang kalah tidak berusaha dikejar. Dalam perkelahian kumbang badak jepang
tidak ada saling bunuh atau melukai.
15. Belalang coklat (P. fumosa)
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Orthoptera
Sub ordo :
Acfidoidae
Famili :
Acrididae
Genus :
Phiaeoba
Spesies :
P. fumosa
Tipe ordo ini memiliki 2 pasang sayap. Sayap depan lebih kecil daripada
sayap belakang dan memiliki vena-vena yang menebal yang disebut dengan tegmina.
Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki melekat pada bagian thorakal. . Pada
segmen/ruas pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut
tympanium. Spirakulum yang meruapkan alat pernafasan luar terdapat pada
tiap-tiap segmen abdomen/thorax. Anus dan alat genetalia terdapat pada ujng
abdomen. Belalang memiliki alat tambahan yang berupa sepasang mata faset
(majemuk), dua buah antena, dan tiga buah mata sederhana (oseli).
16. Semut
rangrang
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Ordo :
Hymnoptera
Famili :
Formicidae
Genus :
Oecophylla
Spesies :
Oecophylla sp.
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai
tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang
belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka
memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga
juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka
memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya
yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari
sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan
beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya
serangga lainnya, memiliki mata
majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata
yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik.
Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi
perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan
yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies
semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada
kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut
juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang
dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat
peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian
depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek,
membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam
mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara
waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap
kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak
pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki
sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu
semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang
penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya.
17. Semut
hitam (Monomorium sp)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymnoptera
Family : Formicidae
Genus : Monomorium
Species : Monomorium sp
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu
kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas
dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural,
dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang
sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan
metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat
dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga
abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka
luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot,
berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.
Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan
di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara
dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran
darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan
tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung"
yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem
saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di
sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan
cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada
kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya,
memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata
yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik.
Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi
perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan
yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies
semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada
kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi.
Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna
sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya.
Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula
yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan
untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum
dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian
dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat
semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan.
Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun,
setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang
tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian
metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ
reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan
semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan
melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis
memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk
pertahanan.
18. Lalat gantung
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
Subordo : Cylclorropha
Family : Tachinidae
Genus : Ormia
Species : Ormia ochracea
Lalat
mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning
kecoklatan. Telurnya berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya
diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua
setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina
meletakkan 50-75 telur p erhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10
hari. Telurnya dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis
yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di
bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai
kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. Pada ujung anterior terdapat
mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma
yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan
pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio.
II.
KESIMPULAN
1. Arthropoda
merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia.
2. Ciri-ciri umum dari Arthropoda adalah :
a.
mempunyai appendage yang beruas
b.
tubuh bilateral simetris
c.
tubuh di bungkus oleh zat chitine
d.
biasanya ruas terdapat pada bagian tubuh yang tidak
berchitine
e.
system syaraf tangga tali
f.
memiliki haemocoel.
3. Klasifikasi
Arthropoda terbagi menjadi 8 Kelas sebagai berikut : (1) Crustacea, (2)
Onychophora, (3) Chilopoda, (4) Diplopoda, (5) Insecta (Hexapoda), (6)
Arachnoidea, (7) Pauropoda, dan (8) Symphyla.
III.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim a.2013.http://www.google.co.id/imgres?q=udang+galah&start=130&um= 1&hl=id&lr=lang_id&client=firefox-a&hs=Rax&rls=org.mozilla.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim b.2013.http://www.google.co.id/imgres?q=belangkas&um=1&hl=id&lr=la ng_id&client=firefox-a&rls=org.mozilla.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim c.2013.http://www.google.co.id/imgres?q=lipan&hl=id&client=firefox- a&hs=C8c&sa=X&rls=org.mozilla.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim d.2013.http://www.google.co.id/imgres?q=kaki+seribu&hl=id&client=fire fox-a&hs=PAd&rls=org.mozilla. Diakses pada 26 April 2013.
Anonim e.2013. http://medahchioo.blogspot.com/2011/04/kecoa.html. Diakses pada 26
April 2013.
Anonim f.2013. http://www.google.co.id/imgres?q=acraea+violae&hl=id&lr=lang_ id&biw=1366&bih=631&tbs=lr:lang_1id&tbm=isch&tbnid=fXuB oyjeLIJkM:&imgrefurl. Diakses
pada 26 April 2013.
Anonim g.2013. http://www.google.co.id/imgres?q=capung&start=45&num=10&hl =id&lr=lang_id&biw=1366&bih=631&tbs=lr:lang_1id&tbm=isch &tbnid=XP0CVGkGWZ5vMM:&imgrefurl.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim h.2013.http://www.google.co.id/imgres?q=laba- laba&hl=id&lr=lang_id&biw=1366&bih=631&tbs=lr:lang_1id&tb m=isch&tbnid=mmG_potbxgtplM:&imgrefurl.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim i.2013. http://www.google.co.id/imgres?q=semut&hl=id&lr=lang_id&biw =1366&bih=631&tbs=lr:lang_1id&tbm=isch&tbnid=mQqglONUs kJpiM:&imgrefurl.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim j.2013. http://www.google.co.id/imgres?q=belalang&hl=id&sa=X&biw=1 366&bih=631&tbm=isch&prmd=imvnsb&tbnid=ZFpCcf0P9Lwu mM:&imgrefurl. Diakses pada 26
April 2013.
Anonim k.2013. http://www.google.co.id/imgres?q=semut&hl=id&lr=lang_id&biw =1366&bih=631&tbs=lr:lang_1id&tbm=isch&tbnid=mQqglONUs kJpiM:&imgrefurl.
Diakses pada 26 April 2013.
Anonim m.2013. http://220px-Porcellio_scaber_and_Oniscus_asellus_-_Zalné20070205.
Diakses 28 April 2013.
Anonim.n.2013.http://www.google.com/search?q=udang+putih&hl=en&gbv=2&gs_l=heirloomhp.3...86164.112344.0.112702.29.21.5.3.0.0.1802.8997.1j2j3j1j1j3j1j1j2.15.0...0.0...1ac.1.DpAT9aYPfQQ&oq=udang+putih
. Diakses 28 April 2013.
Anonim p.2013.http://propolismadulebah.files.wordpress.com/2011/04/lebah.jpg. diakses
28 April 2013.
Anonim.q.2013https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsDndL78HU4Ca13gjrcJl8UJwiBsZWHZPT-CmJBOdxhFGHHSbZsdIFVI_tJ9WmfBGVgOazGVhV8rA2fDLilcDRxWtoew0979WfwHIKLkcLRMPwuqkgF3cy7gzzTxSTuMIqz8ymjegVIjm_/s400/belalang+sembah2.jpg. Diakses 28 April 2013.
Anonim.r.2013http://jepretanhape.files.wordpress.com/2010/07/oneeyeprayingmantis05.jpg.
Diakses 28 April 2013.
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum
II. Makassar: Alauddin Press. 2007.
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company
Collier-Macmilllan Limited.
Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata.
Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006.
Kastawi Y,dkk.2005.zoologi avertebrata.UM Press : Malang
Kimball, Jhon W. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Mahrudin dan Dharmono. 2013. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. PMIPA FKIP UNLAM.
Banjarmasin.
Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan
praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi
Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP
UNSRI. Indralaya
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1.
Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2011.
0 komentar:
Posting Komentar